CakapCakap – Perang dagang saat ini tidak hanya terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan Cina. Tak hanya itu, Korea Selatan (Korsel) dan Jepang ternyata juga terlibat dalam masalah sama, perselisihan dalam bidang ekonomi. Cakap People tentu juga sudah mengetahui permasalahan tersebut. Dampak dari perang dagang Korsel-Jepang itu pun juga tak kalah banyak dibanding perang dagang AS-Cina. Sejumlah perusahaan Korsel, termasuk Samsung pun disebut-sebut merasakan dampak tersebut.
Baru-baru ini, dikabarkan bahwa Samsung berencana akan membangun pabrik chipset baru di AS sebagai solusi terkait dampak perang dagang Korsel-Jepang, seperti dilaporkan laman Merdeka.com. Sebelumnya, sejumlah sumber memang mengatakan bahwa renggangnya hubungan antara Korsel dan Jepang, membuat Samsung terdesak memperluas bisnis manufaktur chip-nya, karena Jepang memberlakukan banyak pembatasan ekspor untuk bahan utama pembuatan chip tersebut ke Korsel.
Namun, pihak Samsung langsung membantah laporan tersebut, dengan menegaskan bahwa sejauh ini tidak ada rencana menambah investasi untuk meningkatkan produksi chipset di ‘Negara Paman Sam’ tersebut. “Pabrik di AS bertujuan menyuplai chip untuk Apple, dan ekspansi mungkin saja terjadi jika pesanan bertambah. Namun, ekspansi AS tidak mungkin menjadi solusi bagi pembatasan ekspor yang dilakukan oleh Jepang,” ungkap perwakilan Samsung menanggapi laporan tersebut.
Samsung sendiri sudah memiliki pabrik chipset di Austin, Texas, AS, yang didirikan pada tahun 1996. Pabrik tersebut tidak memproduksi chipset khusus untuk Samsung, melainkan untuk diekspor ke perusahaan-perusahaan ponsel lain. Salah satu klien terbesarnya adalah Apple yang hingga saat ini masih menggunakan chipset buatan Samsung untuk berbagai perangkat yang mereka produksi.
Tak hanya perang dagang Korsel-Jepang, Samsung ternyata juga merasakan dampak dari perang dagang AS-Cina, dengan perkiraan penurunan laba operasi pada kuartal kedua tahun 2019 mencapai lebih dari 50 persen menjadi 6,5 triliun won (sekitar Rp 78,2 triliun), seperti dilansir oleh laman Republika.co.id. Perusahaan tersebut mengalami penurunan penjualan ponsel pintar dan produk teknologi lainnya, termasuk penurunan penjualan chip memori. Pembatasan administrasi oleh Presiden AS Donald Trump pada penjualan ke Huawei, pembeli utama chip memori Samsung, telah mengurangi permintaan perusahaaan Cina itu terhadap komponen tersebut. Kira-kira, perusahaan Indonesia ada yang terdampak juga tidak ya, Cakap People?