CakapCakap – Belum lama ini sempat viral informasi tentang pelajar jenius dari Indonesia bernama Audrey Yu Jia Hui. Mungkin Cakap People juga sudah sempat mendengar, bahwa wanita keturunan Tionghoa yang berasal dari Surabaya itu pernah bekerja di Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan ditawari pekerjaan di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ketika bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT G-20) yang dilaksanakan di Jepang pada tanggal 28-29 Juni 2019. Namun, informasi tersebut ternyata hoax alias tidak benar.
Informasi soal Audrey diunggah akun @nithasist di media sosial Twitter yang menyebut dia pernah bekerja di NASA dengan gaji Rp 200 juta per bulan saat berusia kurang dari 25 tahun. Lalu, disebut pula bahwa Audrey sempat bertemu Presiden Jokowi di Jepang dan ditawari bekerja di BPPT. “Lulus diusia krg dr 25 thn. Dia lgsg diterima kerja di Badan Antariksa Amerika (NASA) dgn gaji 200 jt/bln. Stlh ketemu Jokowi di KTT G-20 di Jepang kmrn, ditawari msk ke BPPT dan dgn antusias dia terima tanpa mikir brp gajinya. Dia hanya blg Indonesia Love You. Aku datang u/ mengabdi padamu,” tulis @nithasist dalam twit yang kini sudah tidak ditemukan lagi itu, seperti dikutip dari laman Detik.com.
Namun, ayah Audrey, Budi Loekito memberikan klarifikasi lewat pesan langsung pada pihak Bentang Pustaka yang menerbitkan dua buku karya Audrey, melalui salah satu editornya, Nurjannah Intan. “Dengan hormat. Bersama ini, saya Budi Loekito (Orang Tua nya Audrey) bermaksud memberikan klarifikasi sebagai berikut: 1. Audrey tidak pernah ketemu dengan bpk. Presiden Jokowi. 2. Audrey Tidak pernah bekerja di NASA. 3. Audrey masih S1 dan sedang mengambil S2/S3 di Amerika. Semoga penjelasan diatas bisa menjernihkan berita yang beredar saat ini,” jelas Budi yang sekaligus memastikan bahwa informasi sebelumnya adalah hoax.
Informasi tambahan juga disampaikan oleh Nurjannah. “Dalam biografi, dia (Audrey) sama sekali gak ada kerja di NASA karena passion dia ada di bidang bahasa. Dia pernah menjadi penerjemah di PBB di Cina juga,” ungkap editor pada penerbit Bentang Pusataka itu pula, dilansir laman Kompas.com.
Sementara itu, pihak Istana Kepresidenan membantah informasi yang menyebutkan Presiden Jokowi bertemu dengan Audrey dan menawarinya masuk ke BPPT. “Tidak pernah ada (Audrey) pertemuan dengan Presiden,” jelas Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi juga menyampaikan tidak pernah ada pertemuan Presiden Jokowi dengan Audrey sepanjang KTT G-20 di Jepang. Jadi, Cakap People harus hati-hati dalam menerima informasi ya!