Ade Marza
CakapCakap – Satu lagi prestasi membanggakan dicatatkan oleh Indonesia dalam level internasional setelah berbagai upaya dilakukan pemerintah. Area bekas tambang batubara Ombilin di Sawahlunto, Sumatera Barat yang diberi nama ‘Ombilin Coal Heritage of Sawahlunto’ ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO dalam sesi 43 Pertemuan Komite Warisan Dunia (World Heritage Committee/WHC) UNESCO di Baku, Azerbaijan pada Minggu, 6 Juli 2019, seperti dilansir oleh laman Merdeka.com.
Mewakili Indonesia, Duta Besar RI untuk Azerbaijan di Baku Husnan Bey Fananie pun menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan negara-negara anggota WHC UNESCO dan laporan rekomendasi positif dari advisory body UNESCO terhadap nominasi Ombilin. “Tahun ini merupakan tahun terakhir keanggotaan Indonesia di WHC UNESCO dan peran Indonesia sebagai Vice Chair WHC 43,” ucapnya setelah pertemuan WHC UNESCO ke-43 yang berlangsung tanggal 30 Juni sampai 10 Juli 2019 itu.
Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto sendiri sebelumnya masuk dalam total 36 situs yang dinominasikan untuk Daftar Warisan Dunia. Saat ini, masih terdapat satu situs alam Indonesia, yakni Tropical Rainforest Heritage of Sumatera, yang masih berada dalam daftar World Heritage In Danger List, sehingga perlu pula diperjuangkan untuk kembali masuk dalam Daftar Warisan Dunia.
Hingga saat ini, Indonesia telah memiliki total 9 Warisan Dunia. Lima pada kategori Warisan Budaya, yaitu Kompleks Candi Borobudur dan Kompleks Candi Prambanan sejak tahun 1991 lalu, disusul Situs Manusia Purba Sangiran (1996), Lanskap Budaya Provinsi Bali: Sistem Subak sebagai Manifestasi dari Filosofi Tri Hita Karana (2012), dan terbaru Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (2019). Kemudian empat dalam kategori Warisan Alam, yakni Taman Nasional Ujung Kulon (1991), Taman Nasional Komodo (1991), Taman Nasional Lorentz (1999), dan Hutan Hujan Tropis Sumatera (2004).
Warisan Tambang Batubara Ombilin sendiri berada di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, berjarak 95 kilometer dari Kota Padang, seperti dimuat dalam laman Kompas.com. Di wilayah ini berdiri kokoh sisa-sisa industri pertambangan batubara dari era kolonialisme, yang kini menjadi bagian dari sejarah dan perkembangan kebudayaan di Sumatera Barat. “Ini merupakan upaya yang sangat luar biasa dan merupakan hasil kerja sama semua pihak” ungkap Walikota Sawahlunto, Deri Asta pula menjelaskan. Wah, keren ya, Cakap People!
