CakapCakap – Teknologi kendaraan listrik terus mendapat perhatian besar dari sejumlah perusahaan otomotif raksasa dunia. Bahkan, beberapa produsen mobil listrik dunia pun telah berencana untuk memboyong produk-produk berteknologi canggih ramah lingkungan itu untuk dipasarkan di Tanah Air. Cakap People para pecinta otomotif pun tentu saja sudah tidak sabar menunggu kehadirannya di Indonesia. Nah, pabrikan asal Prancis, Renault pun juga berencana akan membawa mobil listriknya.
PT Maxindo Renault Indonesia selaku agen tunggal pemegang merek Renault di Indonesia pun sudah menyatakan siap memboyong mobil listrik ke Indonesia, yang diklaim secara global memiliki produk yang lengkap. “Kami dari Renault Indonesia yakin bahwa suatu saat mobil listrik akan eksis di Tanah Air. Nah, dari sisi brand, dari sisi global, mobil listrik kami kini sudah siap,” ungkap CEO PT Maxindo Renault Indonesia, Davy J Tuilan, seperti yang dilaporkan oleh laman Oto.Detik.com, belum lama ini.
Renault sendiri memiliki beberapa jenis mobil listrik. Untuk di segmen kendaraan penumpang, Davy mencontohkan salah satu produk mobil listrik buatan Renault adalah Renault Zoe bergaya mobil hatchback yang sudah hadir sejak bulan September 2016 lalu. Mobil listrik ini sekaligus juga memperkenalkan penggunaan baterai lithium-ion 41 kWh opsional yang meningkatkan jangkauannya hingga 400 km. “Renault itu punya satu kekuatan di sisi produk, yaitu mobil listrik. Karena Renault Zoe itu adalah salah satu mobil full listrik, menjadi mobil yang paling laris di Eropa saat ini,” kata Davy menjelaskan.
Menurut Davy lagi, ukuran Renault Zoe sendiri tidak terlalu besar dan cukup compact. Bahkan, dia pun yakin jika nanti regulasi terkait mobil listrik di Indonesia sudah resmi dikeluarkan, maka Renault Zoe ini bisa menjadi salah satu mobil yang cukup baik. Namun, Davy melihat ke depan, penerapan kendaraan listrik pada awalnya akan menyasar ke segmen kendaraan komersial. Sebab menurutnya, tidak perlu banyak membangun infrastruktur, terutama terkait stasiun pengisian baterai mobil listrik.
“Ada kemungkinan mobil listrik ini tidak bisa serta merta diterapkan di Indonesia. Mungkin yang jadi target utama justru di segmen komersial. Karena, segmen komersial biasanya beroperasinya di lokasi tertentu, sehingga infrastruktur untuk pengisian baterai mobil listrik bisa diatur di tempat-tempat yang skala lebih kecil, sehingga yang harus disiapkan pemerintah itu tidak terlalu besar,” pungkas Davy. Nah, bagaimana menurut Cakap People?