CakapCakap – Persaingan dalam pasar otomotif global terus berjalan semakin ketat saat ini, dengan semakin banyak produk-produk baru dari sejumlah pabrikan raksasa dunia. Tak hanya itu, beberapa perusahaan otomotif dari Cina kini juga ikut meramaikan persaingan melalui produk mobil mereka yang jauh lebih murah tapi didukung teknologi canggih, seperti juga sudah diketahui Cakap People. Dampaknya pun sekarang telah dirasakan langsung oleh produsen mobil asal Amerika Serikat, Ford.
Seperti yang dilaporkan oleh laman Okezone.com, Ford akan menutup dan menjual enam pabriknya di sejumlah negara, yang akan berdampak terhadap pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 12 ribu pegawai di Eropa. Jumlah tersebut termasuk 5.400 PHK yang sudah diumumkan di Jerman dan 1.700 di Wales. Keputusan yang sama juga akan dilakukan di Inggris, Prancis, Rusia dan Slovakia pada tahun 2019 dan 2020 nanti. PHK akan dilakukan melalui program keluar sukarela, yang ditargetkan akan mencapai sekitar 51 ribu orang dan mengoperasikan 24 pabrik di seluruh Eropa.
Ini pertama kalinya Ford secara terbuka menyatakan dampak restrukturisasi yang telah diumumkan sebelumnya. Saat ini, penjualan mobil Ford sudah tidak lagi sesuai dengan harapan. Kepala eksekutif Ford, Jim Hackett, pada musim gugur lalu memang mengumumkan restrukturisasi besar-besaran di perusahaan itu, yang dipercaya akan menghemat 11 miliar dolar AS. Selain itu, kebijakan ini juga akan membuat Ford lebih gesit dalam manuver bisnis dan pengambilan keputusan bisa lebih cepat.
Kinerja keuangan Ford sendiri saat ini terus merosot akibat penurunan penjualan produk mereka di di beberapa benua, baik Eropa, Amerika hingga Asia, seperti dimuat di laman JPNN.com. Ekonomi global yang fluktuatif juga turut mendorong pelemahan kinerja Ford. Mereka pun sudah berupaya untuk merestrukturisasi bisnisnya, terutama penutupan sejumlah pabrik di beberapa negara, meski memang tidak langsung membuahkan hasil positif untuk memperbaiki performa bisnis perusahaan.
Menurut analis senior Cox Automotive, Michelle Krebs, tidak hanya Ford yang mengalami kondisi buruk seperti ini. General Motors (GM) sudah lebih dulu mengalami penurunan penjualan. “Hampir seluruhnya mengalami kesulitan. Fokusnya, mereka harus segera mencari penyebab kerugian yang dialami dan terpenting merumuskan strategi untuk masa depan,” ujarnya. Kasihan ya, Cakap People!