CakapCakap – Siapa bilang kalau anak muda dari daerah terbatas untuk mengekspresikan kreativitasnya? Ternyata tinggal di daerah tidak selamanya membuat orang tidak bisa berkreasi, buktinya masih banyak anak daerah yang mampu bersaing di kancah nasional bahkan internasional. Bahkan tidak sedikit juga yang mampu merebut predikat kejuaraan, mengalahkan pesaing-pesaing dari kota besar. Cerita ini yang juga berhasil ditorehkan oleh seorang sutradara film asal Kota Palu, Sulawesi Tengah, bernama Yusuf Radjamuda.
Yusuf Radjamuda adalah seorang sineas muda asal kota Palu, yang baru-baru ini berhasil meraih prestasi dan penghargaan tingkat dunia. Prestasi yang diperolehnya datang dari Asian New Talent Award Shanghai International Film Festival (SIFF 2019), sebagai Best Scripwriter. Yusuf mendapatkan prestasi yang sangat prestisius ini berkat karyanya dalam film berjudul Mountain Song, yang diusungnya dalam festival tersebut. Ketika menggarap film ini, Yusuf berharap bahwa film buatan anak daerah bisa memiliki kualitas yang tidak terbatas, sehingga bisa menjadi awal yang baik bagi para sineas muda untuk berkarya lebih keras lagi.
Dalam SIFF 2019, film Mountain Song ini diputarkan sebagai salah satu film peserta yang unggulan. Ketika masuk dalam nominasi, ternyata film Mountain Song ini mampu masuk dalam persaingan final di dua kategori, yakni Best Scriptwriter, dan Best Director.
Ketika menceritakan keberhasilannya di dunia internasional, Yusuf mengingat bahwa daerahnya, Palu, baru saja terkena bencana alam yang merenggut ribuan nyawa. Selain itu, banyak juga korban bencana yang harus tinggal di tenda atau hunian sementara, sambil menunggu proses pemulihan. Sementara proses pemulihan yang masih berlanjut, ada kabar menggembirakan dari Yusuf, yang berhasil menembus pasar internasional melalui karyanya. Masyarakat Palu merasa ikut bahagia, bangga, dan terus mendoakan untuk kesuksesan Yusuf dan tim yang berjuang hingga ke Shanghai.
Cakap People, Mountain Song adalah sebuah film yang menceritakan seorang anak laki-laki pemalu berusia 6 tahun bernama Gimba. Gimba tinggal bersama dengan sang ibu yang berusia sekitar 45 tahun, dan sedang menderita sakit. Dalam ceritanya, mereka tinggal di Pegunungan Pipikoro, Sulawesi Selatan, yang merupakan kawasan terpencil dan susah diakses. Yusuf ingin menunjukkan bahwa di daerah ini, masih banyak orang yang meninggal dunia karena menderita sakit di daerah terpencil; salah satunya adalah ayah Gimba, sang tokoh utama sendiri.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!