in

Mahasiswa Universitas Brawijaya Ini Ciptakan Perangkat Pendeteksi Korban Gempa

Perangkat ciptaan mereka ini dinamakan Deoterions.

CakapCakap – Tiga mahasiswa fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Brawijaya di Malang, Jawa Timur, berhasil membuat alat untuk mendeteksi lokasi korban gempa yang terkubur di bawah puing bangunan.

Adin Okta Triqadafi, Satrio Wiradinata Riady Boer dan M. Rikza Maulana.  menyebut penemuan mereka ini dinamakan Deoterions, yang merupakan singkatan untuk “detektor titik posisi yang saling berhubungan”. 

Adin Okta Triqadafi (kiri), Satrio Wiradinata Riady Boer (tengah) dan M. Rikza Maulana dari Universitas Brawijaya di Malang, Jawa Timur, menunjukkan pada hari Jumat alat pendeteksi korban gempa, yang disebut Deoterions, yang mereka temukan. (Foto: Aman Rochman/JP)

Mereka mengatakan fakta bahwa Indonesia rentan terhadap gempa bumi dan memiliki banyak jalur patahan aktif di seluruh kepulauan telah menginspirasi mereka untuk membuat perangkat ini.

“Tujuan dari penemuan ini adalah untuk mempercepat pertolongan para korban dengan menemukan posisi mereka di bawah puing-puing setelah gempa bumi,” Rikza, salah satu anggota tim mengatakan kepada The Jakarta Post pada hari Jumat, 28 Juni 2019.

Adin juga mengatakan bahwa karena masih belum ada teknologi untuk menemukan korban gempa, tim SAR biasanya hanya mengandalkan excavator, anjing pelacak dan teriakan minta tolong dari para korban.

Deoterions, yang hanya seukuran kartu kredit ini, harus diperoleh sebelumnya dan sudah menjadi milik korban, baik melekat pada ponsel atau disimpan dalam dompet. Perangkat itu bisa mengirimkan sinyal frekuensi radio 915 Mghz sejauh 10 kilometer dari posisi korban. Sinyal itu dapat diterima oleh pengguna Deoterions lain.

Ilustrasi reruntuhan bangunan. (Foto: Pixabay)

“Para korban tidak perlu mengaktifkan perangkat; pengguna Deoterions lain dapat mengaktifkannya. Akan ada tanda hijau berkedip di layar ponsel mereka; jika flash menjadi lebih cepat itu berarti mereka lebih dekat ke lokasi korban, “kata Adin.

Perangkat juga dapat menentukan kondisi korban. Jika korban kehilangan kesadaran, layar ponsel penyelamat yang berusaha menemukan korban akan berkedip dengan sinyal merah.

“Deoterions sudah memiliki paten dari [Direktorat Jenderal] Hak Kekayaan Intelektual, tapi kami belum memasukkannya ke Play Store. Kami masih ingin menyempurnakan perangkat, ”tambahnya.

Tim mengatakan yakin perangkat itu juga dapat digunakan untuk menemukan korban tanah longsor dan kecelakaan pesawat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Siap-Siap! Suzuki Siap Luncurkan Suzuki Gixxer 250 Naked Akhir 2019

Keren! Toyota Concept-I, Mobil Masa Depan dengan Teknologi AI