CakapCakap – Perkembangan pesat dalam bidang teknologi dewasa ini telah membuat kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat diaplikasikan dalam berbagai peralatan untuk membantu aktivitas manusia. Cakap People pun saat ini mungkin juga sudah memanfaatkan teknologi AI lewat perangkat canggih dalam kegiatan hariannya. Nah, salah satu perkembangan teknologi AI terbaru adalah kemampuannya untuk membantu dalam menerjemahkan dan mengartikan tangisan bayi.
Seperti dilaporkan oleh laman Inet.Detik.com, sistem tersebut saat ini tengah dikembangkan oleh para peneliti dari IEEE dan Chinese Association of Automation. “Seperti sebuah bahasa khusus, ada banyak informasi terkait kesehatan dalam beragam suara tangis. Perbedaan-perbedaan di antara sinyal suara sebenarnya berisikan informasi. Perbedaan tersebut dicerminkan oleh sejumlah hal yang berbeda dari sinyal tangisnya,” jelas Dr Lichuan Liu, salah seorang penulis hasil penelitian tersebut.
Dia menyebut tangisan bayi tetap memiliki sejumlah kesamaan meskipun masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Kesamaan itulah yang kemudian dijadikan acuan para peneliti ketika mereka memprogram teknologi AI yang akan digunakan. Dalam studi tersebut, para peneliti pun merancang sebuah algoritma yang dapat membedakan sinyal tangis normal dan tak wajar, bahkan di lingkungan yang berisik sekalipun. Algoritma ini dapat diterapkan pada bayi secara umum. Artinya, itu tak cuma bermanfaat bagi orang tua, melainkan juga dokter dalam upaya memaknai tangisan bayi yang sakit.
“Tujuan utamanya adalah (mewujudkan) bayi yang lebih sehat dan tekanan lebih sedikit buat orang tua dan perawat. Kami sedang menjajaki kerja sama dengan rumah sakit dan pusat medis untuk mendapatkan lebih banyak data dan masukan skenario, dan semoga kami bisa mendapatkan hasil akhir yang dapat digunakan dalam praktik kesehatan,” ucap Dr Liu menambahkan penjelasan.
Para orang tua baru memang sering pula kehilangan akal saat mencoba mencari tahu apakah bayi mereka sakit, lelah, lapar, atau ada keinginan lain seperti membutuhkan pelukan, ketika mereka menangis keras. Untuk itu, tim peneliti mengembangkan teknologi AI yang bisa membedakan setiap tangisan bayi, serta membedakan tangisan bayi kritis dan non-kritis, seperti dimuat dalam laman BeritaSatu.com. Sistem ini menggunakan algoritma bahasa tangis eksklusif, berdasar pengenalan suara otomatis, di mana dapat mendeteksi pola tersembunyi dalam tangisan bayi, serta teknik penginderaan terkompresi yang merekonstruksi sinyal tangis mentah. Keren ya, Cakap People!