Single atau jomblo emang kesannya sepi, sunyi, dan sendiri. Ya iyalah, namanya juga single, ya pasti sendiri kan? Tatapan nanar bin iba seringkali didapat dari orang-orang sekitar terhadap Sobat Millennials Cakapcakap yang jomblo. Kesannya kayak kasian banget gitu dirimu yang kesepian ini.
Padahal kenyataannya sih biasa aja. Kamu cukup menerima statusmu sekarang dan merasa bahagia karena menikmati. Sayangnya, orang-orang sekitar suka rese’ dan menanyakan hal-hal ngeselin yang akhirnya mengusik kebahagiaanmu saat menjomblo.
Ini dia 5 contoh pertanyaan yang sering diucapkan orang sekitar terhadap kamu yang lagi single.
1. “Kamu sebenernya menarik lho, tapi kok masih jomblo?”
Entah, pertanyaan ini mau menyudutkan kamu yang jomblo atau justru memujimu? Yang jelas, pertanyaan ini bikin dada sesek. Gimana nggak nyesek kalau memepertanyakan status dengan pujian di awal? Mending nggak usah muji sekalian, nggak sih?
2. “Jangan-jangan kamu suka pilih-pilih ya?”
Tuduhan suka pilih-pilih kerap menghampiri kamu yang lagi jomblo. Padahal kamunya merasa nggak pemilih dan emang lagi pingin sendiri aja, tapi orang sekitar malah beranggapan bahwa kamu terlalu pemilih.
3. “Emang kamu nggak pingin cari temen deket?”
Ya mungkin kamu pingin cari temen deket atau pasangan dalam waktu dekat, tapi kalau sampai sekerang belum ada yang nyantol gimana? Masa mau dipaksain sih? Kalau nemu pertanyaan kayak gini, cukup diam dan senyum lebar aja. Masalah beres.
4. “Targetnya nggak usah ketinggian, yang standar dulu aja gimana?”
Lah, yang ini juga pertanyaan bernada tuduhan. Kamu dianggap punya selera yang ketinggian sehingga nggak sanggup membidik mangsa dengan tepat. Malah disaranin buat nyari yang biasa aja supaya nggak ngejomblo lagi. Sekali lagi, cari jodoh itu bukan ajang kompetisi, guys!
5. “Emang nggak sepi ya, nggak ada yang nemenin kemana-mana?”
Kesepian atau justru kesenangan yang kamu rasa saat menjomblo sebenarnya bukan hak orang lain buat mencampuri. Mereka cukup lihat dan menilai dari jauh aja tanpa perlu bertanya. Sepi sih mungkin iya, tapi apa dada nggak nyesek kalau harus nanggepin pertanyaan sampah kayak gini?
Kalau Sobat Millennials sendiri, pernah mendapati pertanyaan serupa? Kalau iya, nggak perlu dimasukin ke hati. Woles aja, ntar juga diem sendiri. Ya nggak? [ED/RM]
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!