Mengerikan, gaes. Ternyata kebiasan bermain Internet bisa menggerus kehidupan beragama kamu. Benar, nggak, sih?
Temuan ini memang sedikit kontroversial. Tapi, riset yang dilakukan sekelompok peneliti dari Baylor University dan sebuah perguruan tinggi Kristen swasta di Amerika Serikat ini bukan main-main, gaes. Sebagaimana dilansir Jurnal for the Scientific Study of Religion, orang yang menggunakan Internet cenderung menjauh dari kehidupan agama formal dan spiritualitas.
Hasil riset ini diperoleh setelah tim peneliti dari Baylor Religion Survey menguji data yang dikumpulkan dari 1.714 penduduk dewasa Amerika Serikat. Ditemukan kalau semakin tingginya penggunaan Internet seseorang ada kaitannya dengan penurunan kehidupan religius formal serta spiritualitas pribadi yang bersangkutan. Mereka yang suka browsing Internet dan senantiasa online cenderung menjauhi keputusan untuk mendalami agama tertentu dan kerap tidak sependapat kalau ada satu agama yang paling benar. Hanya saja, temuan ini tidak mengungkap apakah peningkatan penggunaan Internet ini ada hubungannya dengan religiusitas formal yang sifatnya komunal alias melibatkan banyak individu.
Bagaimana dengan televisi? Tim peneliti yang sama menemukan kalau kebiasaan menonton televisi hanya membuat orang enggan menjalani kehidupan beragama praktis tapi tidak menggerus keimanan yang bersangkutan terhadap agama tertentu.
Temuan ini dibandingkan dengan data hasil penelitian terhadap 9 ribu orang di tahun 1972 oleh University of Chicago, dan jelas terlihat penurunan afiliasi religius yang signifikan sebagai akibat penggunaan Internet yang makin marak.
Memang, pengaruh terbesar terhadap afiliasi relijius seseorang diberikan oleh cara didik dan asuh orang tua dan pengenalan agama terhadap anak-anak. Semakin intens didikan agama di masa kecil, maka semakin tinggi afiliasi yang bersangkutan terhadap agama tersebut saat dewasa nanti. Hanya saja, pendapat ini terbantahkan semenjak maraknya penggunaan Internet di Amerika Serikat pada pertengahan 90an. Tapi, tenang saja, gaes. Pendapat ini tergolong prematur mengingat Internet ‘disalahkan’ dan dianggap berkontribusi terhadap 25 persen penurunan partisipasi beragama.
Gimana dengan kamu, bro?****