in ,

Jumlah Orang Indonesia Tidak Percaya Perubahan Iklim Akibat Manusia, Mengalahkan AS dan Saudi Arabia

CakapCakapCakap People! Isu pemanasan global dan perubahan iklim menjadi perhatian dunia sejak beberapa waktu terakhir. Namun, hasil survei terbaru yang dilakukan oleh YouGov-Cambridge Globalism Projects cukup mengagetkan. Pasalnya, orang Indonesia yang tak percaya perubahan iklim dipicu oleh manusia, jumlahnya mengalahkan Amerika Serikat dan Saudi Arabia.

Mengutip Vice, Sabtu, 11 Mei 2019, survei terbaru lembaga YouGov- Cambridge Globalism Projects menyajikan kesimpulan mengejutkan: responden asal Arab Saudi, Indonesia, dan Amerika Serikat jadi tiga besar paling tidak percaya ada perubahan iklim akibat aktivitas manusia. 

AS juga menjadi negara dengan responden paling banyak menolak gagasan pemanasan global dibanding negara maju lainnya. Total ada 23 negara yang kali ini disurvei oleh YouGov, melibatkan 25.325 responden.

The Guardian mengutip hasil survei tersebut, sebanyak 18 persen responden asal Indonesia mengakui perubahan iklim nyata, “tetapi tidak disebabkan oleh ulah manusia.” Lebih tinggi dibanding responden Arab Saudi (15 persen), dan Amerika Serikat (13 persen). Namun detail lebih lanjut soal alasan tak percaya ini masih belum dijabarkan oleh Guardian. 

Sejauh ini sikap menolak gagasan manusia memicu pemanasan global, beriringan dengan banyak-tidaknya populasi konservatif ataupun sayap kanan di negara tersebut.

Di AS, 52 persen responden yang mengidentifikasi dirinya sebagai “sayap kanan” saat disurvei YouGov menyatakan pemanasan global adalah hoax ataupun teori konspirasi yang diusung oleh Presiden Donald Trump.

Tiga besar negara yang tak percaya perubahan iklim dipengaruhi aktivitas manusia ini juga sama-sama mengandalkan ekonominya pada industri ekstratif, baik itu minyak ataupun batu bara. 

The Guardian melaporkan Arab Saudi, sekutu utama AS di Timur Tengah dan negara pengekspor minyak terbesar, respondennya banyak yang menyangkal bahwa perilaku manusia berpengaruh atas perubahan iklim.

Survei ini digelar oleh YouGov, perusahaan riset dan analitik data di Inggris sebagai bagian dari Proyek Globalisme YouGov-Cambridge. Proyek tersebut kolaborasi antara YouGov, para peneliti University of Cambridge, serta The Guardian.

Total 25 ribu orang yang disurvei dari Eropa, Afrika, Asia dan Amerika. Khusus Indonesia, jumlah orang yang terlibat jajak pendapat ini mencapai 1.001 orang. Para peneliti menanyakan hal-hal berkaitan makanan, perjalanan, teknologi, imigrasi, keyakinan budaya dan lingkungan untuk memahami sikap responden global tentang populisme dan globalisasi.

Para ilmuwan iklim sepakat manusia adalah penyebab perubahan iklim selama tiga dekade terakhir. PBB merilis ringkasan dari laporan baru menunjukkan satu juta spesies bumi terancam punah karena ulah manusia. Kesimpulan lainnya: manusia mempercepat kepunahan pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kabar baiknya, menurut The Guardian, YouGov mendapati mayoritas responden di seluruh dunia setuju perubahan iklim itu ancaman nyata. Bahkan di Amerika sendiri, 40 persen responden mengatakan manusia setidaknya bertanggung jawab atas kerusakan alam. 

Sementara itu, sepertiga responden meyakini manusia adalah penyebab dominan berbagai kerusakan lingkungan parah di muka bumi, sehingga harus ada kebijakan perubahan pola konsumsi dan produksi kita agar situasi planet kita membaik.

Source: Vice

One Comment

Leave a Reply

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hendak Beli Mobil Baru? Perhatikan Tips Berikut Supaya Tak Menyesal Belakangan!

Inilah Daftar Musisi Terkaya se-Inggris dan Irlandia, Ed Sheeran Kalahkan Adele