CakapCakap – Bulan Mei adalah bulan yang cukup penting bagi Indonesia di kancah Dewan Keamanan PBB. Pasalnya di Bulan Mei ini, Indonesia menjabat sebagai Presiden DK PBB, yang bertugas untuk mengomando segala aktvitas badan dunia ini selama 1 bulan penuh. Dalam pemaparan Kementerian Luar Negeri RI sebelumnya, Indonesia sudah memiliki banyak agenda yang akan dilakukan sepanjang bulan Mei, mengoptimalkan perannya dengan berbagai macam kebijakan yang mungkin akan terbentuk seusai jabatan Presiden DK PBB selesai diemban. Salah satu program yang diagendakan adalah forum debat terbuka dengan tema yang berkaitan dengan perempuan.
Pada Selasa, 7 Mei 2019 lalu, DK PBB mengadakan debat terbuka di Markas PBB New York. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi yang memimpin debat terbuka tersebut menyampaikan komitmen kuat Indonesia untuk meningkatkan peran perempuan dalam penjagaan perdamaian (female peacekeepers) dunia. Debat terbuka yang digelar dengan tema besar “Menabur Benih Perdamaian: Pelatihan dan Pembangunan Kapasitas untuk Meningkatkan Keselamatan dan Kinerja Pasukan Perdamaian PBB” ini diadakan sebagai salah satu dari rangkaian acara Presidensi Indonesia di Dewan Keamanan PBB, selama Mei 2019.
Dalam opini resminya, Menlu RI mengatakan bahwa peran perempuan dalam penjagaan perdamaian akan sangat efektif, karena proses pendekatan kepada masyarakat lokal di daerah konflik dan perang akan semakin mudah. Mereka dianggap akan lebih mudah mengikat hati masyarakat, dan bisa memberikan rasa yang lebih nyaman bagi para korban yang menderita trauma.
Indonesia hingga sekarang telah mengirimkan banyak personel perempuan dalam pasukan perdamaian di daerah konflik dan perang. Mereka telah tersebar untuk kurang lebih 8 misi pemeliharaan perdamaian yang dicanangkan oleh PBB. Tidak berhenti sampai disitu, Indonesia akan terus bertekad untuk meningkatkan peran perempuan untuk misi ini kedepannya. Oleh sebab itu, salah satu upaya yang dilakukan adalah penyelenggaraan Pelatihan Regional Perdamaian dan Keamanan untuk Perempuan, yang ditujukan untuk para diplomat perempuan muda se-Asia Tenggara. Pelatihan ini sudah terlaksana pada April lalu, di Jakarta.
Perempuan dipercaya akan menjadi agen perdamaian yang efektif, karena memiliki metode pendekatan tersendiri yang tidak dimiliki oleh laki-laki. Cakap People setuju?
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!
2 Comments
Leave a Reply2 Pings & Trackbacks
Pingback:Inilah Sektor Strategis KTI dalam Forum Kepala Bappeda Provinsi se-KTI XIII - CakapCakap
Pingback:Inilah Sektor Strategis KTI dalam Forum Kepala Bappeda Provinsi se-KTI - CakapCakap