in

Kuakui Aku Lemah, Saat Ia yang Terdahulu Sudah Tak Sendiri Lagi

“Mungkin kita sudah tak cocok lagi.”

“Kamu terlalu baik buat aku.”

“Siapa tahu kita memang berjodoh, beberapa tahun lagi. Bukan saat ini.”

“Ada banyak hal yang harus kuselesaikan, tanpa kamu harus di sampingku lagi.”

Kalimat bernada putus itu harus aku terima untuk kesekian kalinya dari kamu, seorang yang dulu sempat menyelinap di hatiku. Kata orang, putus cinta bukanlah akhir dari segalanya. Dan aku pun berusaha mengamininya.

Aku bukan tak siap untuk berakhir. Aku hanya tak sanggup melihatmu bersamanya

Tak sanggup saat melihat si dia dengan yang lain via vebma.com

Saat kamu memutuskan semua ini, aku masih baik-baik saja. Saat hubungan kita masih dekat. Saat kata “putus” hanyalah sebuah kata-kata. Tanpa ada jarak, kita masih tetap seperti biasa.

Tapi sekarang, harus kuakui aku sakit untuk kesekian kalinya. Hei, siapa itu? Aku belum mengenalnya. Kamu datang bersama dengan dirinya, sosok baru yang bahkan belum sempat kubayangkan wajahnya. Saat ia melihat wajah ibaku, hatiku sungguh tersayat. Apa dia penyebabnya?

Hari-hari sepi harus kulalui, demi martabat dan harga diri

Kesepian akan terasa saat tak lagi bersamanya via ributrukun.com

Sekali lagi, kutatap kosong jalanan yang sempat memberikan energi dan kesenangan saat kita bersama. Kini harus kulalui lorong jalanan sepi ini, sendiri. Tapi mau bagaimana lagi, masihkah pantas aku mengemis iba darimu? Tidak. Aku bukan orang seperti itu. Tak akan kujilat lagi kalimat kesanggupan yang telah kulontarkan saat kau mengajakku untuk mengakhiri ini.

Rasa ini masih belum berakhir, meski tak kulihat lagi aroma yang sama dari tatapan matamu

Saat hubungan dengan si dia berakhir via tstatic.net

Hei kamu yang pernah mencuri hatiku, tolong kembalikan rasa itu. Jangan kamu biarkan rasa ini masih menghantui hari-hari hari-harimu. Bukankah kamu juga ingin bahagia bersamanya?

Tolong, aku juga ingin bahagia. Hapuskan bayanganmu dari benakku. Kalau perlu, kubur jauh-jauh semua yang pernah ada. Tapi, bukankah kamu telah melupakan semuanya? Oh tidak, ternyata hanya aku yang merasa.

Haruskan kuumumkan pada dunia, bahwa kami tak lagi bersama?

Kesendirian saat tak lagi bersamanya via kompasiana.com

Lagi-lagi pertanyaan menyebalkan terus membuntutiku. Pertanyaan yang datang dari orang-orang terdekat, bahkan dati teman lama. Yang tentu saja tahu hubungan kami seperti apa. Rasa penasaran mereka membawaku kembali pada memori di ujung sana.

Tolong dengar semuanya, kami sudah tak bersama lagi. Tak cukup puaskah kalian mengorek apa penyebabnya? Tolong tanyakan saja pada dia yang disana. Jujur, aku tak bisa menjawabnya.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bukit Bossolo: Panorama Bukit Permai yang Tersembunyi

5 Aplikasi Besutan Google yang Bikin Kamu Makin Produktif