CakapCakap – Cakap People! Pulau Henderson mencuri perhatian dunia. Pulau yang sebelumnya disebut San Juan Bautista dan Pulau Elizabeth ini, menurut Wikipedia adalah pulau yang tak berpenghuni di Samudra Pasifik selatan.
Pulau Henderson ini merupakan salah satu dari dua atoll koral terangkat terakhir yang ekosistemnya relatif tidak terpengaruh oleh manusia. Sepuluh dari 51 tumbuhan berbunga, empat burung darat dan sekitar sepertiga serangga dan gastropoda di pulau ini merupakan spesies endemik, sehingga pulau ini kaya akan keanekaragaman hayati.
Mengutip Detik Travel, Selasa, 23 April 2019, Henderson adalah suatu pulau di Samudera Pasifik yang jauh dari mana-mana. Sayangnya, banyak sampah di sana yang datang dari mana-mana.
Pulau Henderson berada di antara Selandia Baru dan Chile, tepatnya di tengah-tengah Samudera Pasifik. Radius 5.000 km dari pulaunya, tidak ada satu orang pun di sana.
Pulaunya memiliki panjang 96 kilometer dan lebar 51 kilometer. Di tahun 1988, UNESCO menetapkan Pulau Henderson sebagai Situs Warisan Dunia.
Sayangnya, Pulau Henderson kini penuh sampah. Peneliti dari Australia, Dr Jennifer Lavers mengungkapkan Pulau Henderson dipenuhi sekitar 37,7 juta serpihan sampah dengan berat total mencapai 17,6 ton.
Di Pulau Hendrson, ada 671,6 sampah-sampah per meter persegi di permukaan pantai, dengan sekitar 68 persen serpihan tertutup pasir kurang dari 10 sentimeter. Sampahnya kebanyakan sampah plastik seperti botol minuman, bungkus makanan yang terbawa dari daratan AS, Amerika Latin hingga dari Asia.
Hewan-hewan di Pulau Henderson pun banyak yang mati akibat sampah-sampahnya.
Lihatlah bangkai penyu ini yang badannya terlilit tali. Inilah salah satu pemandangan yang dijumpai di Pulau Hendrson.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:30 Tahun Game Boy, Konsol Portabel yang Tak Lekang oleh Waktu - CakapCakap