CakapCakap – Cakap People! Salah satu hal yang identik pada tiap peringatan Hari Kartini adalah tampilan cantik nan anggun para wanita yang mengenakan kebaya. Nah, sudah tahukah bagaimana asal mula kebaya ini yang jadi salah satu model pakaian favorit kamu?
Mari mengenal bagaimana asal mula atau sejarah kebaya yang membuat wanita semakin percaya diri saat berbalut busana yang elegan ini.
Kebaya merupakan pakaian dengan model blus tradisional yang dikenakan oleh wanita Indonesia yang terbuat dari bahan tipis yang biasanya dikenakan dengan sarung, batik, atau pakaian rajutan tradisional lainnya seperti songket dengan motif warna-warni.
Kini, kebaya sudah digunakan oleh semua kalangan. Tak terbatas hanya pada budaya dan suku saja.
Sejarah Kebaya
Mengutip Wikipedia, Minggu, 21 April 2019, kata kebaya berasal dari kata arab “Abaya” yang berarti pakaian. Namun, versi lain menyebut berasal dari kata “Kebyak” atau “Mbayak” dari masyarakat Jawa.
Ada pendapat yang menyatakan kebaya berasal dari China. Lalu menyebar ke Malaka, Jawa, Bali, Sumatra, dan Sulawesi. Setelah akulturasi yang berlangsung ratusan tahun, pakaian itu diterima di budaya dan norma setempat.
Namun ada juga pendapat bahwa kebaya memang asli dari Indonesia. Ada juga teori yang mengatakan bahwa kebaya mulai dikenal di Indonesia khususnya di Jawa seiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke 13.
Sekitar tahun 1500-1600, kebaya hanya dikenakan oleh keluarga kerjaaan Jawa, khususnya di daerah Yogyakarta dan Surakarta, Jawa Tengah. Model pakaian yang sering digunakan R.A Kartini adalah kebaya tradisi dari daerah Jawa Tengah.
Kebaya juga menjadi pakaian yang dikenakan keluarga Kesultanan Cirebon, Kesultanan Mataram dan penerusnya Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Selama masa kendali Belanda di pulau itu, wanita-wanita Eropa mulai mengenakan kebaya sebagai pakaian resmi. Selama masa ini, kebaya diubah dari hanya menggunakan barang tenunan mori menggunakan sutera dengan sulaman warna-warni.
Pakaian yang mirip yang disebut “nyonya kebaya” diciptakan pertama kali oleh orang-orang Peranakan dari Melaka. Mereka mengenakannya dengan sarung dan sepatu cantik bermanik-manik yang disebut “kasut manek”.
Kini, nyonya kebaya sedang mengalami pembaharuan, dan juga terkenal di antara wanita non-Asia. Variasi kebaya yang lain juga digunakan keturunan Tionghoa Indonesia di Cirebon, Pekalongan, Semarang, Lasem, Tuban dan Surabaya.
Kebaya era kekinian
Era kekinian, wanita yang mengenakan kebaya, akan tampak anggun dan memiliki kepribadian. Bentuk kebaya yang mengikuti bentuh tubuh ini, akan membuat wanita yang mengenakannya akan menyesuaikan dan menjaga diri untuk bersikap lebih kalem.
Para wanita kini banyak yang menyukai mengenakan kebaya, utamanya pada momen perayaan atau acara tertentu. Model dan bahan kebaya pun juga sudah semakin bervariasi.
Nah, Cakap People! Model kebaya seperti apa yang kamu sukai?