CakapCakap – Sejak kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia telah memiliki fasilitas militer yang mumpuni, salah satunya tentu karena mendapatkannya dari penjajah Belanda dan Jepang yang akhirnya menyerah pada para pejuang Tanah Air. Salah satu fasilitas militer yang diserahkan adalah pangkalan udara beserta pesawat-pesawatnya, sehingga Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) pun sudah memiliki kekuatan militer udara yang mumpuni dengan berbagai jenis pesawat.
Salah satunya adalah P-51 Mustang buatan Amerika Serikat, yang merupakan pesawat buru sergap jarak jauh yang sangat handal di era Perang Dunia II, seperti dilaporkan oleh laman TNI-AU.Mil.id. Pesawat tempur ini jadi satu-satunya yang mampu melangsungkan serangan secara mandiri maupun melaksanakan tugas pengawalan pada pesawat pengebom. P-51 Mustang ini awalnya ditempatkan di Skadron 3 Pemburu Pangkalan Udara Cililitan, Jakarta sejak tahun 1951, sebelum dipindahkan ke Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, tanggal 17 Juli 1962 di bawah Wing Operasional 002 Taktis.
Untuk mengawaki P-51 Mustang ini, TNI AU mendatangkan instruktur dari AS dengan latihan berupa penembakan udara ke darat dan dari udara ke udara. Tidak hanya kemampuan penerbang tempur yang meningkat, bahkan TNI AU akhirnya bisa membentuk satu tim aerobatik dengan menggunakan pesawat tempur P-51 Mustang. Meski tak pernah tampil depan umum dan tak punya nama khusus, namun tim P-51 Mustang ini telah jadi perintis terbentuk tim aerobatik sejenis di TNI AU hingga kini.
Pesawat tempur P-51 Mustang sendiri sudah menjalankan berbagai operasi sejak digunakan oleh TNI AU. Salah satu kisah menarik, ketika memburu pesawat dari tim Angkatan Udara Revolusioner milik Perjuangan Rakyat Semesta yang menguasai langit Indonesia Timur, tepatnya di Ambon, seperti diceritakan di laman Merdeka.com. Ketika itu, Kapten Udara Ignatius Dewanto berada di Lapangan Terbang Liang, dan menerima laporan ada pesawat B-26 Invader yang menyerang kota Ambon.
Dewanto pun menerbangkan P-51 Mustang untuk memburu pesawat musuh, hingga menemukan pesawat yang dipiloti oleh Allan Lawrence Pope itu akan menyerang konvoi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Dewanto pun menyerangnya dengan senapan mesin 12,7 mm dan roket hingga terbakar. Kini P-51 Mustang sudah dimuseumkan sejak awal tahun 1970-an. Keren ya, Cakap People!