CakapCakap – Teknologi terus berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang telah dikuasai oleh manusia. Salah satunya, seperti kehadiran teknologi kecerdasan buatan, atau dikenal juga sebagai artificial intelligence (AI). Bahkan, Cakap People pun pastinya sudah tahu bahwa kini banyak pekerjaan manusia yang bisa dilakukan oleh teknologi tersebut, sehingga sangat membantu. Nah, teknologi yang sama pun kini juga dipakai untuk memantau kemungkinan tsunami di Indonesia.
Saat ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geosifika (BMKG) sudah memanfaatkan sensor gempa dan kecerdasan buatan yang akan diproses menggunakan superkomputer untuk memantau tsunami, seperti dilaporkan laman BeritaSatu.com. “Dengan menggunakan sensor gempa dan superkomputer, bisa diketahui lokasi gempa dan kekuatannya dalam 2 menit. Menit berikutnya sudah bisa mengolah potensi tsunami berikut permodelannya,” ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan.
Dengan begitu, petugas BMKG bisa lebih cepat melakukan verifikasi. Jika memang ada kemungkinan tsunami, maka BMKG akan segera mengeluarkan peringatan dini. Hal tersebut tak bisa dilakukan bila masih menggunakan buoy atau alat berpelampung yang diletakkan di tengah laut. Buoy sendiri baru mendeteksi setelah tsunami melewatinya sehingga tidak bisa memberikan peringatan dini. Selain penggunaan teknologi, Dwikorita mengatakan kearifan lokal juga harus dikembangkan dalam upaya kesiapsiagaan bencana ini. Setiap daerah pun punya cara masing-masing dalam mengenali bencana.
Menariknya, teknologi kecerdasan buatan yang dikembangkan BMKG ini tidak hanya berguna untuk pemantauan tsunami, tetapi juga dalam pembuatan prediksi cuaca. “Baik prediksi cuaca, prediksi dan pemodelan tsunami. Jadi untuk menjalankan model tsunami, nge-run prediksi iklim dan prediksi cuaca sudah tak dengan manual lagi, tapi kita memanfaatkan teknologi AI,” jelas Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa dan Jaringan Komunikasi BMKG, Widada Sulistya pula dimuat laman Akurat.co.
Kecerdasan buatan ini pun mempermudah pekerjaan dan meningkatkan efisiensi operasional BMKG. Menurut Widada, dulu mereka masih memakai sistem matematis biasa, tapi sudah dihitung dengan komputer menggunakan aplikasi Fortran. Sehingga memerlukan waktu kurang lebih delapan jam hanya untuk membuat prediksi. Berkat pengembangan teknologi kercerdasan buatan ini pula, BMKG mendapat penghargaan ‘The Most Intelligent CIO’ dalam ajang CTI IT Infrastructure Summit 2019. Keren ya, Cakap People!
4 Comments
Leave a Reply4 Pings & Trackbacks
Pingback:HUT Ke-15, Gmail Luncurkan Fitur Baru Pengiriman Email Terjadwal - CakapCakap
Pingback:Masuk Industri Otomotif, NVIDIA Kembangkan Sistem Kendali Mobil Otomatis - CakapCakap
Pingback:Luar Biasa! Teknologi AI Juga Dipakai untuk Robot Seks di Cina - CakapCakap
Pingback:Keren, Teknologi AI Kini Bisa Terjemahkan Makna Tangisan Bayi Lho! - CakapCakap