CakapCakap – Sampah telah menjadi permasalahan utama bagi negara di berbagai belahan dunia. Polusi sampah yang paling besar adalah sampah berjenis plastik. Bahkan tiap tahunnya dunia bisa menghasilkan sampah sampai ratusan juta ton lho, Cakap People!
Akhir-akhir ini sudah mulai banyak digalakkan inovasi-inovasi demi mengurangi sampah dunia. Mulai dari mengurangi penggunaan plastik, inovasi wadah makanan terbuat dari rumput laut, dan sebagainya. Sekarang ini telah muncul inovasi baru untuk mengurangi sampah plastik, yaitu pakaian yang terbuat dari tentakel cumi-cumi.
Sebagian besar pakaian terbuat dari tekstil sintetis seperti poliester dibandingkan bahan dari wol dan kapas karena lebih murah dan mudah pembuatannya. Bahan poliester inilah yang berkontribusi besar dalam menyumbangkan sampah plastik dunia.
Maka dari itu, peneliti dari Pennsylvania State University, Dr Melik Demirel, mengembangkan sebuah serat baru dari bahan alami, yaitu dari senyawa tentakel cumi-cumi. Bahan pakaian yang terbuat dari senyawa tentakel cumi-cumi ini dipercaya dapat menggantikan pakaian sintetis sekarang ini.
“Saat ini, kami sedang mengembangkan serat kain yang terbuat dari protein alami, hasilnya mirip dengan wol atau sutra,” ujar Demirel dikutip dari Nationalgeographic.
“Masalah utama dari serat sintetis adalah mereka tidak bisa beradaptasi dengan siklus alami sehingga berakibat sulitnya untuk terurai. Oleh karena itu, kita harus menemukan sesuatu yang bekerja sesuai dengan siklus alam. Jawaban logisnya adalah dengan menggunakan ‘blok penyusun’ yang juga sama dengan alam,” jelasnya.
Dari sekian blok penyusun alami, salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah protein yang berasal dari tentakel cumi-cumi. Caranya adalah dengan ditumbuhkan pada bakteri yang telah dimodifikasi secara genetik yang kemudian diubah menjadi serat.
Jika pakaian sintetis dicuci akan menghasilkan mikroplastik, maka pakaian yang terbuat dari senyawa tentakel cumi-cumi ketika dicuci seratnya akan lebih mudah terurai di air. Sehingga tidak akan berdampak buruk pada lingkungan sekitar.
Dalam sebuah panel yang membahas krisis mikroplastik pada American Association for the Advancement of Science (AAAS), Dr Melik Demirel mempresentasikan penemuannya ini. Sehingga langkah selanjutnya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan proses produksi serat ini agar dapat bersaing dengan serat sintetis yang ada saat ini.
Keren ya, Cakap People temuan satu ini. Jika bisa dikembangkan dan berhasil diproduksi, maka permasalahan plastik bisa sedikit teratasi.