CakapCakap – Cakap People! Adakah diantara kamu yang masih bekerja di akhir pekan? Baik itu kamu yang lembur di kantor, bekerja part time, atau menjalankan bisnis sampingan.
Sebuah studi baru-baru ini melakukan riset tentang bekerja di akhir pekan. Hasilnya, mereka yang bekerja di akhir pekan lebih rentan atau berisiko tinggi mengalami depresi.
https://giphy.com/gifs/movie-night-kids-Er3QVX48nt5ok
Dikutip dari World of Buzz, Minggu 17 Maret 2019, hasil studi ini telah dipublikasikan dalam Journal of Epidemiology and Community Health di University of College London, Departemen Riset dan Regulasi Umur di Inggris, serta Queen Mary University of London.
Riset ini dilakukan terhadap 11.215 orang pria dan 12.188 wanita. Studi itu juga menetapkan definisi standar bekerja, inilah rinciannya :
1. Jam kerja normal: 35-40 jam per minggu
2. Kurang dari normal: kurang dari 35 jam per minggu
3. Jam kerja panjang: 41-55 jam per minggu
4. Jam kerja sangat panjang: di atas 55 jam per minggu.
Hasil studi itu menunjukkan bahwa wanita yang bekerja pada jam kerja sangat panjang atau bekerja ketika akhir pekan, memiliki kesehatan mental terburuk daripada pria. Wanita ini lebih sering depresi daripada yang bekerja pada jam normal.
https://giphy.com/gifs/office-working-workplace-l3vRfMnNtfBvwsdby
Inilah Penyebab Pria Bisa Depresi Masuk Kerja Akhir Pekan
Meski demikian, sangat penting juga untuk dicatat bahwa bekerja pada akhir pekan berkaitan dengan peningkatan risiko depresi kepada pria dan wanita.
Studi ini menunjukkan pria yang bekerja lebih banyak atau lebih sedikit dari jam normal, kecil kemungkinan terkena depresi. Tapi, pria bisa saja tertekan ketika bekerja pada akhir minggu. Hal ini disebabkan oleh mereka yang tak menyukai keadaan pekerjaannya.
Penelitian ini hanya berdasarkan kepada pengamatan, sehingga para peneliti tak bisa menetapkan sebab dan akibat bekerja pada akhir pekan.
https://giphy.com/gifs/onerepublic-music-video-where-i-go-3oEjHCjgw4XMxXNLYQ
Studi di Inggris juga mengungkap bagaimana hampir separuh wanita dalam studi ini bekerja kurang dari 35 jam seminggu sementara sebagian besar pria bekerja berjam-jam lebih lama.
Pemimpin studi Gillian Weston mengatakan, “Kita perlu beralih dari budaya tuntutan yang tidak realistis dan upah rendah ke budaya di mana pekerja didukung dan dihargai, merasa mereka memiliki kendali, merasa mereka memiliki tujuan, dan diberi waktu yang cukup untuk istirahat dan liburan.”
Cakap People! Kesehatan, baik fisik dan mental, adalah prioritas yang harus dijaga semua orang, jadi pastikan kamu berusaha untuk mendapatkan keseimbangan kehidupan dan bekerja yang baik.