CakapCakap – Pusat tata surya kita yaitu Matahari bisa memancarkan cahaya panasnya selama jutaan tahun, dan tidak pernah redup. Cakap People perlu mempelajari energi apa yang ada di balik matahari, sehingga bisa bertahan selama ini memancarkan cahaya dan panas ke seluruh penjuru tata surya tanpa adanya pengurangan energi. Alih-alih ingin menciptakan energi semacam ini, China ternyata telah memproduksi matahari buatan. Bagaimana matahari bisa diduplikat menjadi matahari buatan manusia?
Para peneliti asal China pada November 2018 lalu mengumumkan bahwa matahari buatan yakni reaktor Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) telah diproduksi, dan mencapai tonggak sejarah baaru yakni menghasilkan energi suhu elektron 100 juta derajat Celcius. Pejabat Tiongkok menyakini bahwa ilmuwan yang mengerjakan matahari buatan ini bisa menyelesaikan konstruksinya pada tahun 2019 ini. Hal ini akan menjadi sejarah baru di dunia karena kekuatan perangkat buatan ini sungguh fantastis. Matahari buatan ini akan menyentuh titik tertinggi dalam suhu ion, dan membuat Bumi selangkah lebih dekat untuk memanfaatkan energi nuklir.
HL-2M Tokamak, matahari tersebut, terdiri dari elektron dan ion. Ketika konstruksi ini selesai dilakukan, maka kekuatan yang dihasilkan tidak main-main. Duan Xuru, pejabat Perusahaan Nuklir Nasional China (China National Nuclear Corporation), menyebutkan bahwa Tokamak telah mencapai suhu elektron lebih dari 100 juta derajat Celcius. Energi ini adalah tujuh kali lebih kuat daripada suhu ion matahari asli.
Apakah temuan energi ini akan menjadi ancaman buruk bagi dunia? Ternyata tidak, karena perangkat ini akan menjadi template untuk reaktor fusi nuklir masa depan. Kesemuanya akan membawa impian energi dunia, yaitu energi bersih yang tanpa batas. Pencapaian ini juga akan menjadi langkah penting bagi kemajuan ilmu fusi nuklir di masa mendatang.
Reaktor fusi nuklir yang digadang sebagai matahari buatan ini juga akan menghindarkan risiko yang selama ini membayang-bayangi teknologi nuklir yang digunakan di berbagai negara. Teknologi ini memberikan manfaat yang sangat besar, yakni karena memproduksi energi berkelanjutan dalam skala besar, tetapi tanpa menghasilkan gas emisi rumah kaca dan limbah radioaktif. Gas dan limbah tersebut akan sangat sulit diuraikan dan akan merusak lingkungan bumi kita.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Para Guru Kesenian Asal Indonesia Unjuk Kebolehan di Beijing - CakapCakap