CakapCakap – Mencari pekerjaan memang bukanlah hal yang mudah di Indonesia. Makanya, tidak heran jika masih banyak orang yang menjadi pengangguran, bahkan meski sudah bergelar sarjana. Nah, untuk membantu para pengangguran, calon presiden nomor urut 01 yang juga petahana, Joko Widodo (Jokowi) berjanji akan merancang program Kartu Pra-Kerja yang nantinya akan memberikan insentif seperti gaji pada pengangguran. Lalu, benarkah pengangguran di Indonesia bakal dapat gaji?
Jokowi menjelaskan bahwa program tersebut memang fokus untuk melatih keterampilan individu dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja. Namun menariknya, program ini ternyata juga akan memberikan bayaran kepada para pemegang Kartu Pra-Kerja yang belum mendapat pekerjaan dan telah mengikuti pelatihan. “Kalau belum dapat pekerjaan, kartu itu juga akan memberikan kayak honor, kayak gaji gitu. Tapi jumlah berapa, masih kita rahasiakan,” ungkapnya dilansir Dream.co.id.
Jokowi menegaskan kartu ini khusus diberikan untuk anak muda lulusan SMA/SMK, perguruan tinggi, dan politeknik. Para pemegang kartu ini nantinya akan mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuannya, yang tidak hanya dilakukan di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Semua akan dibimbing oleh instruktur yang memiliki kualifikasi bagus. Setidaknya 500 ribu orang berpeluang bisa mengikuti program ini pada tahun 2019. Jumlah itu ditargetkan meningkat 4 kali lipat pada tahun 2020 menjadi 2 juta orang. Selain itu Jokowi juga berjanji akan menambah jumlah balai latihan kerja.
Sementara, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menjelaskan bahwa Kartu Pra-Kerja sebenarnya bukan menitikberatkan pada gaji, tapi pemberian pelatihan kerja demi meningkatkan keterampilan sesuai kebutuhan industri, dikutip dari laman Detik.com. Gaji di sini adalah insentif dari pemerintah sambil menjalankan pelatihan yang terdapat pada program itu. “Intinya, pendekatan itu menjawab problem riil dari ketenagakerjaan karena memang masalah utama kita ini ada pada skill,” jelasnya.
Hanif pun menambahkan akan mengkaji lagi Kartu Pra-Kerja, karena harus mengukur kemampuan anggarannya. “Ya, kalau bahasa beliau (Jokowi), kan honor ya. Nanti kita kaji lah. Misal, konkretnya sepert apa, ada semacam insentifnya, dikiranya kan itu. Yang penting Kartu Pra-Kerja tepat sasaran menyelesaikan masalah, karena problem kita skill,” pungkasnya. Cakap People pasti mau juga nih!
2 Comments
Leave a Reply2 Pings & Trackbacks
Pingback:Hari Perempuan Internasional, Ini Dia yang Diperjuangkan Perempuan di 2019 – CakapCakap
Pingback:Jepang Butuh 345 Ribu Tenaga Kerja dari Indonesia, Mau Coba? - CakapCakap