in ,

Indonesia Punya 21 Sensor Deteksi Dini Serangan Siber, Negara Lain?

CakapCakap – Perkembangan dunia teknologi secara tidak langsung ternyata kini juga meningkatkan masalah keamanan digital. Cakap People mungkin juga sudah pernah mendengar tentang serangan siber yang ditujukan kepada suatu negara. Untuk menghadapi serangan siber setidaknya dibutuhkan sistem pendeteksian dini. Nah, saat ini Indonesia memiliki sistem pendeteksian dini serangan siber berupa 21 sensor yang dipasang di enam provinsi di Tanah Air. Lalu, bagaimana dengan negara lain?

Indonesia memiliki sistem pendeteksian dini serangan siber berupa 21 sensor yang dipasang di enam provinsi di Indonesia. Via liputan6.com

Ternyata Indonesia masih tertinggal, misalnya dibanding Taiwan yang rupanya sudah memiliki 6.000 sensor untuk pendeteksian dini serangan siber, seperti dilansir CNNIndonesia.com. Bahkan, meski dalam tiga tahun nanti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) akan menambah sensor di 34 provinsi di Indonesia bekerja sama dengan HoneyNet, jumlahnya masih jauh dari Taiwan. “Mungkin akan ada 50 sensor. Tapi masih jauh dibanding dengan Taiwan yang negara kecil. Itu negara lebih kecil dari Indonesia tapi jauh lebih banyak,” ungkap President HoneyNet Indonesia Chapter Charles Lim pula.

Menurutnya, minimnya keberadaan sensor deteksi serangan siber ini disebabkan oleh terbatasnya anggaran BSSN untuk menyediakan sensor. Charles mengatakan jika pemerintah memprioritaskan keamanan siber, maka pasti ada alokasi dana. “Komitmen datang dari budget, maka jika pemerintah menyadari ini penting pasti akan ada anggarannya. Taiwan sudah tahu sebagai negara maju, mereka berbasis ekonomi digital jadi mereka tahu proteksi terhadap serangan siber itu penting,” tuturnya.

Jumlah sensor untuk deteksi dini serang siber yang dimiliki Indonesia ternyata masih kalah oleh negara kecil Taiwan. Via krjogja.com

Sensor deteksi dini serangan siber yang akan diluncurkan oleh BSSN ini sendiri dalah berupa portal daring bernama Honeypot, yang nanti dapat mendeteksi serangan siber kepada dan dari Indonesia, seperti dikutip dari Kontan.co.id. Kehadiran portal ini diharapkan dapat menekan serangan siber ke Indonesia dari luar atau dari Indonesia ke luar. Kepala BSSN Djoko Setiadi mengatakan sistem ini dapat mendeteksi dan mengunci sumber serangan siber, yang kemudian akan dianalisa pihak BSSN.

Sepanjang tahun 2018 lalu setidaknya ada 12,9 juta kali serangan siber pada Indonesia, di mana 0,4 persen diantaranya dalam bentuk Malware. Beberapa insiden siber di Indonesia yang pernah terjadi adalah pada bulan Agustus 2018, BSSN mendeteksi Ransomware dari India menargetkan institusi kesehatan di Yogyakarta. Semoga serangan siber kepada Indonesia bisa ditangkal ya, Cakap People!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kecanduan Belanja Online? Ini Cara Mengatasinya!

Siapa yang Buang Sampah di Ruang Antariksa?