CakapCakap – Cakap People tahu gak sih kalau cara mengunyah makanaan akan menentukan suara yang akan dihasilkan? Membuka serta menutup mulut akan menghasilkan suara yang pastinya berbeda. Sayangnya tidak semua orang bisa menerima atau bahkan kesal terhadap bunyi yang dihasilkan ketika orang lain mengunyah makanan.
Orang yang kesal terhadap bunyi kunyahan makanan bisa jadi dia mengalami gangguan Misophonia. Kelainan ini disebabkan oleh kecenderungan seseorang yang terganggu akibat suara-suara yang disekitarnya.
Misophonia bukanlah sejenis penyakit namun kondisi yang hingga kini masih belum dimengerti oleh para ilmuwan. Misophonia telah dikenalkan secara umum pada tahun 2000 yang lalu. Meski demikian hanya ada sedikit penelitian yang mempelajarinya. Hal ini menunjukkan jika Misophonia belum menjadi topik menarik untuk dikaji ulang oleh para peneliti.
Seorang bernama Olana Tansley-Hancock, merupakan pengidap Misophonia sejak berusia 7 tahun. Ia mengatakan jika dirinya terganggu dengan suara yang dihasilkan seseorang ketika mengunyah.
Ketika dewasa, dia sering memilih mengunyah makanan dengan kesendirian untuk menghindari suara kunyahan teman-temannya. Seiring dengan berjalannya waktu, suara lain yang memicu kondisi Misophonia ini semakin banyak. Mulai dari suara langkah kaki hingga suara lembaran kertas yang membuatnya memilih untuk mengisolasi diri.
“Penderita Misophonia kerap kali harus membuat berbagai penyesuaian terhadap hidup mereka, tujuannya adalah supaya agar mereka ‘tetap bisa hidup’,” ujar Miren Edelstein dari University of California, San Diego.
Rekan dari Edelstein yakni V.S Ramachandran menambahkan jika Misophonia adalah hal yang sulit dipahami dan bisa melumpuhkan penderitanya. Beberapa penelitian terkini termasuk juga yang dilakukan oleh Edelstein dan Ramachandran menunjukkan jika Misophonia bukanlah gejala dari gangguan lain seperti halnya OCD. Gejala ini juga bukanlah persoalan terlalu sensitif dengan kebiasaan ataupun perilaku buruk orang lain.
Seorang peneliti lain, Sukhbinder Kumar menyatakan jika Misophonia adalah permasalahan terkait dengan saraf. Kumar juga timnya melakukan serangkaian uji coba terhadap 20 sukarelawan yang memiliki Misophonia parah dan 22 orang yang tidak memiliki gangguan tersebut.
Kedua kelompok penelitian tersebut kemudian diperdengarkan dengan 3 jenis suara yang berbeda. Hasilnya grup Misophonia mengalami sensasi tersetrum dan kenaikan detak jantung. Temuan ini menunjukkan jika penderita Misophonia, sistem yang mempengaruhi apa yang harus diperhatikan dan bagaimana meresponnya secara emosional mengalami gangguan.
Nah, Cakap People apa juga memiliki gangguan satu ini? Kalaupun iya, jangan khawatir ya, asalkan tidak sampai lakukan hal ekstrem seperti yang diungkapkan di atas. Bagikan pengalamanmu di kolom komentar ya.