CakapCakap – Isu mengenai kemerdekaan wilayah Papua yang ingin melepaskan diri dari Indonesia sudah terdengar sejak lama. Bahkan, sejumlah gerakan separatis terus terjadi di wilayah tersebut, seperti yang Cakap People ketahui dari pemberitaan tentang penembakan oleh kelompok separatis di Papua menjelang akhir tahun 2018 lalu. Kini, kelompok separatis the United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) mengklaim telah mendapatkan tanda tangan 1,8 juta orang untuk petisi.
Dilansir CNNIndonesia.com, kelompok itu mengaku sudah membuat petisi menuntut referendum kemerdekaan Papua Barat yang ditandatangani 1,8 juta orang, dan diserahkan pada Ketua Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Michelle Bachelet. “Hari ini adalah hari bersejarah bagi saya dan rakyat saya. Saya telah menyerahkan apa yang saya anggap sebagai tulang rangka rakyat Papua Barat, karena telah banyak orang yang mati terbunuh,” ungkap Pemimpin ULMWP, Benny Wenda.
Benny mengklaim di bawah pemerintah Indonesia, warga Papua tak punya kebebasan berpendapat, berekspresi, dan berkumpul. Dia menilai satu-satunya cara untuk mendapat kebebasan itu adalah melalui petisi yang ditandatangani oleh hampir tiga perempat orang dari total 2,5 juta rakyat Papua. Dalam pertemuannya dengan Dewan HAM PBB, WNI yang tengah mengasingkan diri di Inggris itu juga mengaku sempat membicarakan situasi wilayah di Nduga, Papua, bersama dengan Bachelet.
Sebelumnya, petisi serupa juga pernah diserahkan oleh Benny ke PBB di New York, Amerika Serikat, pada tahun 2018 lalu, dilansir MSN.com. Namun, penyerahan petisi ke PBB tersebut telah dibantah oleh Ketua Dekolonisasi PBB, Rafael Ramirez. Ketika itu, dia menyebut Komite Khusus Dekolonisasi PBB (C-24), maupun Sekretariat Komite, tidak pernah menerima, secara formal maupun informal, petisi atau apapun mengenai Papua. Kelompok separatis ini sendiri menginginkan Papua berpisah dari Indonesia, dan selama ini telah kerap menyebarkan berita hoax, menurut pemerintah Indonesia.
Kabupaten Nduga, Papua sendiri sempat memanas, terutama setelah belasan pekerja jalan Trans Papua dari PT Istaka Karya tewas dalam penembakan massal yang diklaim oleh sayap militer OPM (Organisasi Papua Merdeka), kelompok kriminal bersenjata (KKB). Seorang personel TNI juga tewas dalam penembakan itu. Duh, sepertinya masalah ini semakin meruncing ya, Cakap People!
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Mengenal Vanuatu, Negara Kecil yang Ikut Campur Urusan Indonesia Soal Papua – Cakap Cakap