Cakapcakap- Cakap People! Pernah nggak kamu merasa bahwa ada yang berbeda dari dunia pertelevisian di Indonesia sekarang ini dengan beberapa tahun lalu? Mulai dari segi jenis atau konten tayangan, kualitas tayangan, durasi atau jam tayang setiap acara?
Televisi memang merupakan salah satu alternatif hiburan yang memiliki banyak sekali pilihan tayangan untuk dinikmati. Apalagi sebelum teknologi telepon genggam semakin pesat menjadi ponsel pintar dan internet semakin mudah dijangkau seperti saat ini. Tayangan-tayangan televisi juga masih banyak yang bernilai edukasi, tidak hanya mementingkan rating dan banyaknya iklan yang mengisi jeda antar acara. Tapi, saat ini televisi mulai membosankan bagi sebagian orang terkait dengan yang banyak ditayangkan di dalamnya. Nah, kira-kira kenapa ya?
1. Sinetron-Sinetron ‘Nyeleneh’ Semakin Banyak
Sinema elektronik semakin banyak dengan kualitas konten atau jalan cerita yang tidak semakin membaik. Cerita seputar cinta-cintaan yang berlebihan meskipun tokohnya masih di bawah umur, kehidupan sehari-hari yang penuh dengan drama dan konflik, bahkan masih saja ada sinetron yang mengangkat unsur-unsur mistis atau tahayul. Jelas bukan sesuatu yang baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, jumlah episode setiap judul sinetron di Indonesia tidak main-main. Ada yang sampai ribuan episode.
2. Iklan-Iklan yang Berdurasi Lebih Lama dari Acara
Banyaknya iklan juga membatasi durasi tayangan! Misalnya saja 1 tayangan berdurasi 1,5 jam. Setiap beberapa menit tayangan akan dipotong dengan iklan-iklan yang bila dijumlahkan durasinya bisa mencapai seperempat dari durasi tayangan. Dapat dimaklumi karena setiap stasiun televisi pasti menginginkan pemasukan yang lebih dari iklan, tetapi porsinya harus tetap pada takaran yang cukup, tidak berlebihan.
3. Reality Show yang Tidak Mengedukasi Pemirsa
Dihipnotis lalu menceritakan semua aib keluarganya, menggerebek kekasih yang berselingkuh setelah sebelumnya dimata-matai, berusaha menemui keluarga yang sudah lama tidak ingin bertemu karena suatu masalah. Penuh air mata dan segala macam drama yang berusaha memancing emosi penontonnya.
4. Konten Dunia Maya Menjadi Konten Televisi
Acara yang hanya mengambil potongan-potongan video dari internet untuk dikompilasi, liputan keseharian atau video blog yang dilakukan seorang publik figur, lelucon-lelucon internet yang diperagakan kembali di layar kaca, selebgram yang didapuk untuk membawakan sebuah acara yang temanya tidak jauh dari media sosial.
Televisi mulai membosankan karena hal-hal di atas. Namun, tetap saja hal tersebut masih memiliki daya tarik dan peminatnya sendiri. Cakap People, semoga dunia pertelevisian di Indonesia, bisa semakin memberikan konten-konten yang lebih ‘segar’ tanpa harus kehilangan nilai-nilai baik di dalamnya ya.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Gokil! Demi Nonton Konser Heavy Metal, 2 Kakek Lansia Ini Nekat Kabur dari Panti Jompo – Cakap Cakap