CakapCakap – Setiap orang, termasuk juga Cakap People pastinya ingin melakukan olahraga secara rutin dan teratur, setidaknya untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Namun, terkadang bisa saja niat berolahraga tersebut gagal dilaksanakan, karena keterbatasan waktu. Mereka yang punya aktivitas harian sangat padat, bukan tidak mungkin sudah tak punya waktu lagi untuk olahraga secara rutin. Alhasil, rencana untuk berolahraga pun pada akhirnya hanya tinggal rencana semata.
Nah, jika benar-benar sangat sibuk, bisa mencoba olahraga alternatif baru berupa latihan interval training, atau dikenal dengan nama ‘High Intensity Interval Training’ (HIIT) alias olahraga intensitas tinggi dalam waktu singkat, seperti dijelaskan di laman Health.Detik.com. Beberapa metode yang terkenal, di antaranya ‘Crossfit’ dan ‘Tabata’, dengan menggabungkan olahraga intensitas tinggi dan intensitas ringan yang dilakukan tidak sampai satu jam, di mana gerakannya pun terus diulang-ulang.
“Contohnya itu, kan misalnya lari ya, sprint selama 2 menit, lalu setelahnya jogging 1 menit, setelah itu sprint lagi 2 menit, begitu terus,” jelas dr Michael Triangto SpKO, pakar kedokteran olahraga dari RS Mitra Kemayoran Jakarta. “Kalau tujuan olahraganya untuk mengencangkan otot, meningkatkan pembakaran lemak, ini cocok. Tapi kalau masih obesitas, ingin melakukan ini susah. Nanti cuma satu minggu dan bisa-bisa malah cedera,” kata dr Michael lagi menjelaskan secara detail soal latihan HIIT.
Menurut keterangan di laman Kompas.com, olahraga HIIT juga digadang-gadang sebagai salah satu metode yang sangat manjur jika ingin menurunkan berat badan. Pasalnya, seluruh latihan dalam HIIT diyakini bisa meningkatkan denyut jantung, serta membakar lebih banyak karbohidrat dan lemak selama olahraga dan saat istirahat. Caranya pun tak sulit, yakni mengombinasikan beberapa macam gerakan olahraga, misalnya plank, squat, lari, bahkan bersepeda dalam satu waktu latihan tersebut.
Selama melakukan olahraga HIIT, denyut jantung pun akan semakin meningkat hingga 85-90 persen. Kondisi ini membuat tubuh menghasilkan energi tanpa bantuan oksigen (anaerobik), sehingga tubuh akan memaksimalkan jumlah EPOC (Excess Post-Exercise Oxygen Consumption). Di saat inilah tubuh akan membakar lebih banyak kalori, baik saat latihan dan setelah latihan. Cakap People mau coba?