CakapCakap – Cakap People, semakin banyaknya perusahaan yang membuat bisnis rintisan, membuat para wirausahawan semakin gencar untuk berinvestasi dalam teknologi dan transformasi digital. Bahkan, penelitian baru dari Cloud Industry Forum (CIF) dan BT mengungkapkan bahwa kurangnya skill dalam bidang digital, tantangan migrasi dan integrasi akan memperlambat laju perubahan. Hal tersebutlah yang membuat para perusahaan kini berbondong-bondong mencari seorang karyawan yang mampu melakukan banyak hal serta networking yang luas.
Penelitian yang dilakukan oleh Vanson Bourne yang ditugaskan oleh CIF bekerja sama dengan BT, memahami bagaimana teknologi yang dibuat perusahaan besar yang memiliki lebih dari 1.000 karyawan akan mendapatkan gangguan digital jika terdapat beberapa karyawan yang tidak melek digital dan keterampilan yang cukup.
Dalam survei tersebut menunjukkan bahwa 53% perusahaan akan melakukan transformasi strategi bisnis mereka ke arah digitalisasi di tahun 2020, sedangkan 74% perusahaan kini sedang dalam proses untuk mengimplementasikan strategi bisnis digital. Sayangnya, dalam laporan ini masih ada 14% yang percaya bahwa dengan mengimplementasikan strategi bisnis digital tidak akan membuat kesuksesan yang signifikan dalam bisnis. Laporan ini tentu menunjukkan bahwa kekurangan skill dan tidak melek digital akan menjadi masalah karir terbesar di beberapa tahun ke depan bagi para kaum millenials.
Dalam laporan ini juga menyebutkan bahwa 59% perusahaan menyatakan bahwa mereka kekurangan karyawan yang cukup terampil dalam bidang digital, sedangkan untuk UKM, mereka menyatakan bahwa 28% dari perusahaan mereka tidak memiliki karyawan yang melek digital. Hal ini tentu dikarenakan UKM tidak membutuhkan banyak proses dalam bentuk digital. Sedangkan untuk keterampilan sendiri, lebih dari 50% perusahaan mengatakan bahwa mereka membutuhkan karyawan dengan keterampilan digital yang lebih handal.
Dapat disimpulkan bahwa, kini semakin banyak perusahaan yang mulai mengimplementasikan pengembangan strategi bisnis digital untuk mempersiapkan diri ke dalam era digital di tahun-tahun mendatang.
Hal ini tentunya akan berdampak dalam proses perekrutan untuk para calon karyawan. Jika kaum millenials tidak memiliki skill dalam bidang digital, dikhawatirkan kaum ini tidak mampu bersaing dengan pasar perekrutan. Perusahaan akan cenderung memilih karyawan yang tahu menahu soal digital untuk meminimalisir gangguan digital dan meningkatkan bisnis perusahaan. Apalagi jika kamu sedang merintis perusahaan yang berbasis digital seperti web, sosial media serta pengiklanan berbayar. Perusahaan kecil, akan lebih mudah dan gesit dalam menghadapi kondisi pasar, sedangkan jika perusahaanmu mulai tumbuh maka akan lebih sulit bagimu untuk mengubah sistem karena lebih kompleks dan sulit dicapai. Semakin maju teknologi kita, semakin banyak pula perusahaan yang membutuhkan seseorang yang dapat membuat sistem keamanannya.
Jadi, kesimpulannya sebagai warga milenial, kamu perlu menyiapkan diri dengan keterampilan digital. Jika memang kamu tidak passion, bukan berarti kamu tidak akan bisa maju loh di tahun kedepannya. Itu artinya, kamu harus terus mengikuti teknologi yang diadaptasikan dalam ilmu yang kamu pelajari. Misalnya saja, kamu adalah seorang akuntan, pelajarilah beberapa aplikasi dalam bidang akuntansi sehingga ketika kamu apply ke dalam perusahaan yang menggunakan aplikasi yang berbeda, kamu tidak akan merasa tidak mampu.
So, apakah Cakap People sudah siap menyongsong masa depan era digital?
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!