CakapCakap – Semen merupakan salah satu material yang banyak digunakan dalam suatu bangunan. Penggunaannya yang mudah namun kuat membuatnya menjadi idola. Namun taukah Cakap People jika ternyata, semen memiliki jejak karbon yang cukup besar.
Menurut lembaga penelitian Chatham House, semen menjadi sumber emisi CO2 mencapai 8 persen di dunia. Bahkan karbon dioksida yang dihasilkan oleh semen lebih banyak dari bahan bakar pesawat udara serta tidak jauh di belakang industri agrikultur global.
Penggunaan beton dalam suatu pembangunan sendiri hingga kini tak tertandingi. Bahkan produksi semen global meningkat tajam sejak tahun 1950-an. Adapun produsen semen dari Asia dan China merupakan penyumbang pada sebagian besar pertumbuhan semen dari tahun 90-an dan seterusnya.
Sejak tahun 1950, produksi semen meningkat lebih dari 30 persen. Luasnya lantai pada suatu bangunan, disinyalir akan berlipat ganda dalam kurun waktu 40 tahun ke depan. Ini berarti produksi semen akan semakin meningkat hingga seperempat pada tahun 2030.
Terlepas dari ragam manfaat beton yang baik digunakan pada suatu bangunan, semen nyatanya tidak ramah lingkungan. Produksi semen membutuhkan penggalian yang bukan hanya menimbulkan polusi udara dalam bentuk debu namun juga membutuhkan energi dalam jumlah yang besar.
Adapun proses kimia dalam pembuatan semen juga memancarkan karbon dioksida atau CO2 yang tinggi. Proses pembuatan klinker atau konstituen utama semen inilah yang banyak mengeluarkan CO2. Yang harus dilakukan oleh industri pembuat semen saat ini adalah untuk memproduksi jenis semen yang baru.
Ginger Krieg Dosier merupakan salah satu diantara mereka yang berusaha mendapatkan dukungan dalam pembuatan semen alternatif. Salah satu pendiri sekaligus CEO BioMason –start- up di North Carolina ini menggunakan triliunan bakteri yang digunakan untuk menumbuhkan batu bata bio-beton.
Teknik yang dilakukannya adalah dengan menempatkan pasir ke dalam cetakan lalu menyuntikkan mikroorganisme ke dalamnya. Krieg Dosier percaya jika semen hijau merupakan solusi bagi emisi sektor saat ini. Dibutuhkan pula dukungan berkelanjutan dari pemerintah dalam mewujudkan adanya semen rendah karbon yang ramah lingkungan untuk bangunan.
Sekarang Cakap People jadi tahu kan, kalau ternyata semen jadi sumber emisi CO2 yang tak kita sadari selama ini. Maka dari itu, mulai sekarang harus lebih hati-hati saat harus bersinggungan langsung ya.