Narkoba ibarat wabah yang sejak beberapa tahun belakangan ini menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak? Saat ini cukup banyak kasus narkoba yang terjadi. Mulai dari kalangan artis hingga masyarakat biasa, korbannya makin hari kian bertambah. Padahal penggunaan narkoba ini sangat buruk efeknya, bagi kesehatan maupun bagi kehidupan sosial. Bahkan ujungnya bisa pada kematian lantaran over dosis.
Dikatakan bahwa hidup pengguna narkoba dapat menyerupai pasien yang mengidap penyakit diabetes. Apabila mereka tak mengubah pola hidup, maka bukan hal yang tak mungkin mereka akan jatuh ke dalam lubang yang sama. Berdasarkan penjelasan dr. Diah Setia Utami SpKJ yang merupakan Deputi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan bahwa narkoba merupakan salah satu penyakit yang kronis, mirip dengan diabetes.
Kronis diartikan sebagai suatu hal jangka panjang yang tak akan dapat dikatakan sembuh secara keseluruhan. Tetapi pada dasarnya tetap dapat dikendalikan jika patuh terhadap beberapa aturan yang sudah ditetapkan. Misalnya saja pasien diabetes, ia tak bisa dikatakan sembuh karena penyakitnya jangka panjang. Tetapi masih dapat dikontrol dengan konsumsi obat diabetes, insulin atau pengaturan gaya hidup yang berubah. Hal tersebut sama halnya dengan mereka yang terkena narkoba.
Pengguna narkoba saat menjalani proses rehabilitasi
Jika seorang yang terkena narkoba memilih untuk menjalani rehanilitasi, maka tenaga profesional dalam bidang tersebut akan dikerahkan. Tenaga ahli tersebut akan membantu pengguna narkoba guna mengatasi setiap masalah yang mereka lalui. Bagi mereka yang terkena narkoba, tentu akan mengalami beragam masalah, mulai dari pekerjaan, keluarga bahkan lingkungan sosialnya.
Selain itu mereka pun beragam tahap penggunaannya, ada yang ingin coba-coba saja. Namun ada pula yang teratur menggunakan jika terkena masalah bahkan ada pula yang sampai ke tahap kecanduan sehingga menggunakan barang haram itu setiap hari.
Mantan pengguna kembali ke keluarga
Usai direhabilitasi maka mantan pengguna akan kembali ke keluarga. Ia pun diharapkan dapat mengendalikan dirinya sendiri saat sedang ada masalah yang datang padanya. Apabila ia tak mampu mengontrol dirinya sendiri, maka memori yang ada di otak akan mengingat kembali ngatan-ingatan menyenangkan saat ia menggunakan narkoba dulu.
Hal tersebut sama halnya dengan pecandu rokok. Misalnya ia sedang melihat orang yang merokok, padahal ia dalam kondisi ingin berhenti merokok, maka ia akan mengingat kembali sensasi dari merokok yang pernah ia lakukan. Karena di dalam otak sudah terdapat sel reseptor yang telah menyimpan ingatan tentang peristiwa tersebut.
Berpotensi untuk menggunakan narkoba kembali
Apabila mantan pengguna narkoba berada dalam suatu kondisi di mana ia memiliki masalah dan tak sanggup untuk menghadapinya, maka ada kemungkinan ia akan kembali menggunakannya lagi. Hal yang paling ditakuti adalah di mana si mantan pecandu ini kembali menggunakan narkoba lebih parah dari sebelumnya.
Oleh karena itu pengguna narkoba memerlukan pendampingan saat proses penyembuhan. Sosok keluarga dan lingkungan sosial pun harus mampu mendampinginya dengan baik serta senantiasa mengingatkan agar gaya hidupnya selama ini diubah.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!