in ,

Kuatnya Pendidikan Non Formal di Keturunan Bugis

CakapCakap – Bagi kemajuan peradaban masyarakat, semua harus menyadari bahwa pendidikan adalah hal yang penting. Selain pendidikan formal yang ada di sekolah dan kampus, maka pendidikan non formal juga memiliki andil yang sama. Jika pendidikan formal dilakukan di sekolah, maka pendidikan non formal bisa dilaksanakan dimana saja dan kapan saja. Apakah Cakap People termasuk orang yang memiliki pengalaman dalam mengikuti pendidikan non formal?

Keturunan Bugis dalam Pendidikan Non Formal Kebudayaan
https://makassar.terkini.id/aset/images/sites/2/2018/11/DSC04891-1-e1542020091691.jpg

Tanpa disadari, pendidikan non formal ternyata sudah ada sejak kita bayi, sejak di lingkungan terkecil kita yaitu keluarga. Termasuk di keluarga Bugis, ternyata mereka memiliki pola pendidikan non formal dari keluarga yang membentuk karakter masyarakat Bugis yang khas. Penanaman karakter pada keturunan Bugis ini terus dilakukan sehingga semua masyarakatnya memiliki tata krama dan norma yang kuat.

Masyarakat Bugis dikenal dengan kedisiplinan yang biasa diartikan orang sebagai otoriteritas, padahal tidak selamanya menjadi sangat otoriter. Tetapi mereka mengartikannya sebagai ketaatan dan kedispilinan akan norma yang baik dan juga tidak melakukan hal yang dilarang oleh adat. Bekal ketaatan tersebut yang juga ditularkan dalam pendidikan dini untuk keturunan-keturunan masyarakat Bugis.

Keluarga dalam Adat Bugis
http://2.bp.blogspot.com/-j0yiwk-Xec8/U4IdcFmfooI/AAAAAAAAS_k/lrb2uEmJHS8/s1600/Pakaian+Adat+Bugis.JPG

Salah satu etos kedisiplinan yang hingga sekarang diajarkan kepada anak-anak Bugis adalah siri’, yaitu bagaimana seorang keturunan Bugis harus bisa menjaga nama baik keluarga. Orang tua akan memberikan pengertian yang benar kepada anak, membuatnya lebih bertanggung jawab akan nama keluarga yang dia miliki. Dalam hal keagamaan juga, masyarakat Bugis juga terkenal dengan kepatuhannya. Kepatuhan ini tentunya adalah hasil dari didikan orang tua. Jelas hal ini terlihat dari berbagai macam upacara adat dan keagamaan yang masih bertahan hingga sekarang, mulai dari maccera’ (akikah), panre temme’ (tamat alqur’an) hingga tama bola’ (memasuki rumah baru). Selain itu, orang tua juga memberikan pengajaran bahwa belajar hal pendidikan tidak cukup hanya dari bangku sekolah. Mereka juga harus terus belajar akan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat, yang didapati dari pendidikan non formal, mulai dari keluarga, pergaulan sebaya, hingga komunitas luas di masyarakat.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cara Membuat Kaldu Sayur Sehat dan Anti Ribet, Coba yuk!

Mengapa Wanita Lebih Suka Pakai Sneakers Putih? Berikut Alasannya!