CakapCakap – Ada banyak prestasi yang mampu dicatatkan Indonesia di level internasional. Cakap People pun mungkin sudha cukup sering mendengar atau membaca berita tentang deretan prestasi tersebut, yang tentunya sangat membanggakan. Bahkan, tidak hanya dicatatkan individu-individu orang Indonesia, tetapi juga oleh negara sendiri. Seperti baru-baru ini, Indonesia dinobatkan sebagai negara paling dermawan berdasarkan laporan World Giving Index, dikutip dari laman Liputan6.com.
Menurut Charity Aid Foundation (CAF) yang merilis laporan tersebut, ada tiga aspek yang menjadi pertimbangan sehingga memilih Indonesia. “Menolong orang asing atau tak dikenal yang membutuh bantuan, menyumbang untuk amal, dan partisipasi organisasi dalam bentuk volunterism,” ungkap Ketua Badan Pengurus Perhimpunan Filantropi Indonesia Timotheus Lesmana dalam konferensi pers Filantropi Indonesia Festival (FIFest) 2018 di Senayan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Bahkan, Indonesia pun sampai ditunjuk sebagai salah satu dari empat negara percontohan filantropi di dunia.
FIFest 2018 sendiri bertujuan untuk memperlihatkan kedermawanan orang-orang Indonesia dalam berbagai inovasi filantropi dalam ajang yang digelar selama 15-17 November 2018 di Cendrawasih Hall, Jakarta Convention Center, Jakarta. Dalam ajang ini, bisa disaksikan perubahan filantropi dari konvensional menjadi digital, dan peran millennial dalam kedermawanan sosial yang kian meningkat dalam 5 tahun terakhir. Inovasi di bidang filantropi sendiri ini diharapkan mampu membawa dampak positif dalam mempercepat target pencapaian Sustainable Development Golas (SDGs) di Indonesia.
Selain itu, pengusaha Indonesia juga masuk dalam daftar 40 orang paling dermawan di Asia versi Forbes, seperti dilansir laman Merdeka.com. Eddy Sariaatmadja, pendiri sekaligus pemilik PT Elang Mahkota Teknologi (Tbk) menjadi satu-satunya orang Indonesia di daftar tersebut. Pria 65 tahun ini tercatat telah memberikan bermacam sumbangsih di dunia medis, salah satunya sumbangan alat pemindai medis ke Royal Perth Hospital (RPH) di Australia senilai 820 ribu dolar AS (Rp 12,1 miliar).
Eddy juga memberikan operasi katarak gratis kepada 100 pasien tiap bulannya melalui Alfa Omega Foundation yang didirikannya. Kemudian, dia membantu para dokter pediatrik mendapatkan gelar doktor di Universitas Indonesia dan membuat donasi transpalasi liver. Keren kan, Cakap People!
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Andrew Carnegie, Operator Telegraf yang Jadi Orang Terkaya Kedua Sepanjang Sejarah - CakapCakap