CakapCakap – Banyak orang yang tidak menyadari semua aktivitasnya di internet, termasuk di media sosial meninggalkan banyak informasi, yang biasa disebut dengan istilah digital footprint atau jejak digital. Cakap People pun begitu, pasti banyak sekali informasi yang sudah disimpan di dunia maya. Semua identitas itu bisa memicu terjadi kejahatan dunia maya, termasuk juga pencurian data dan identitas digital. Mayoritas pengguna internet tidak mengetahui berapa besar nilai dari informasi itu.
Sebuah studi baru dari Kaspersky Lab, seperti dilansir laman Republika.co.id, menunjukkan berapa harga sebuah identitas digital. Identitas digital itu mungkin tak bernilai banyak jika diuangkan. Tapi, identitas ini merupakan aset penting bagi para pelaku kejahatan siber yang dapat digunakan dengan cara lain. Peneliti menemukan pelaku bisa menjual kehidupan digital seseorang yang lengkap dengan harga kurang dari 50 dolar AS atau Rp 734 ribu, yang dijual di dunia maya melalui pasar Dark Web.
Identitas digital yang dijual itu termasuk data dari akun media sosial yang dicuri, rincian perbankan, hingga akses jarak jauh ke server atau desktop. Bahkan, juga mencakup layanan populer lain seperti Uber, Netflix, dan Spotify. Tidak hanya itu, situs gim, aplikasi kencan, dan situs porno yang mungkin menyimpan informasi kartu kredit juga tak lepas dari incaran. Untuk harga satu akun yang diretas bernilai lebih rendah, dengan sebagian besar harga penjualannya berkisar di 1 dolar AS per akun.
Sementara itu, dikutip dari laman JakartaUrbanHosting.com, belakangan ini kasus pencurian data digital memiliki tren yang semakin meningkat. Sejak tahun 2013 hingga saat ini, kasus pencurian data telah mencapai 9 milyar akun, dengan kejadian terbesar adalah insiden pelanggaran data di Yahoo tahun 2017 lalu. Setiap hari tercatat ada kasus pencurian data atau kehilangan data sensitif sekitar 5 juta akun. Kasus pencurian data ini terjadi di level personal hingga area bisnis, termasuk pemerintah.
Pada tahun 2017 saja, terdapat 1.9 milyar kasus pencurian dan kehilangan data sensitif melalui 918 insiden. Jika dibandingkan dengan tahun 2016 di periode yang sama, jumlah kasus pelanggaran data ini mengalami kenaikan 13 persen. Oleh karena itu, Cakap People harus ebrhati-hati di dunia maya.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Penting Bagi Generasi Millennial! Ini Tips Aman dari Pelanggaran Privadi Digital - CakapCakap