CakapCakap – Kabar palsu atau berita bohong, yang saat ini lebih dikenal dengan istilah hoax masih terus berkembang dan semakin banyak beredar di media sosial. Cakap People bisa melihat, dan juga merasakan sendiri penyebaran hoax melalui media sosial yang diikuti. Keberadaan orang-orang tak bertanggung jawab yang menyebarkan hoax di media sosial memang sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu, diharapkan para pengguna lainnya juga tak ikut-ikutan menyebarkannya di media sosial.
Untuk mengurangi penyebaran hoax pada platform mereka, Facebook sendiri baru saja memblokir sebanyak 115 akun, seperti dilaporkan oleh MediaIndonesia.com. Akun-akun tersebut, yakni 30 akun pada platform Facebook, dan 85 akun lain di media sosial Instagram, diblokir menyusul peringatan dari pihak kepolisian terkait dengan entitas asing yang disinyalir ingin mencampuri pemilihan umum (pemilu) paruh waktu atau sela di Amerika Serikat (AS), yang baru saja selesai dilakukan minggu ini.
Pengumuman pemblokiran terhadap 115 akun itu pun dilakukan tidak lama setelah penegak hukum dan beberapa badan intelijen AS mengingatkan perlu meningkatkan kewaspadaan, terutama pada Rusia terkait dengan penyebaran hoax. “Pada Minggu (4/11/2018) malam, penegak hukum AS telah menghubungi kami mengenai temuan aktivitas daring baru-baru ini yang mungkin terkait dengan entitas asing. Kami segera memblokir sejumlah akun dan tengah menginvestigasi lebih detail,” jelas Kepala Kebijakan Keamanan Siber Facebook Nathaniel Gleicher lewat pernyataan pada blog resmi.
Sementara itu, penyebaran hoax melalui media sosial di AS semakin bertambah pada tingkat yang lebih luas menjelang pemilu paruh waktu di AS ini, dibandingkan dengan Pemilu Presiden AS tahun 2016 lalu, menurut hasil penelitian dari Oxford Internet Institute, seperti yang dilaporkan oleh laman Tribunnews.com. Padahal, tindakan keras yang agresif sudah dilakukan oleh para perusahaan media sosial. Twitter sendiri juga belum lama ini mengungkapkan bahwa pihak mereka baru menghapus sejumlah akun yang berusaha berbagi informasi yang disalahpahami tanpa memberikan nomor.
Sebelumnya, pada Pemilu Presiden AS 2016, Rusia dituduh melakukan manipulasi melalui kampanye propaganda berskala besar yang mendukung Donald Trump hingga akhirnya menjadi Presiden AS. Nah, Cakap People juga harus berhati-hati, jangan terjebak dengan informasi-informasi hoax ini!