CakapCakap – Bekerja di perusahaan berskala internasional seperti Facebook tentu saja menjadi impian banyak pekerja muda di seluruh dunia. Cakap People sendiri pun mungkin juga memiliki keinginan untuk bisa bergabung dengan perusahan-perusahaan besar seperti Facebook. Bukan hanya soal gajinya yang tentu saja sangat menggiurkan, tapi kebanggaan sebagai seorang karyawan Facebook pastinya jauh lebih membanggakan. Namun, bekerja di Facebook pun belum tentu enak.
Pasalnya, baru-baru ini seperti dilaporkan oleh laman VIVA.co.id, Facebook menerima tuntutan dari salah seorang karyawannya, karena mengalami trauma akibat pekerjaan yang dijalaninya selama ini di perusahaan tersebut. Karyawan itu bernama Selena Scola yang bekerja sebagai moderator konten bersama sekitar 7500 karyawan lainnya yang dipekerjakan oleh Facebook. Mereka bertugas untuk mengelola dan memantau setiap konten yang diunggah para pengguna, termasuk konten negatif.
Makanya, selama bekerja Selena selalu terpapar berbagai konten negatif, termasuk yang berbau kekerasan dan pornografi, sehingga menderita trauma psikologi dan gangguan stres pasca-trauma. Akhirnya, dia melayangkan gugatan dengan klaim bahwa Facebook tidak melindungi karyawan dari trauma mental. “Setiap hari, pengguna Facebook mem-posting jutaan video, gambar dan siaran langsung dari pelecehan seksual anak-anak, perkosaan, penyiksaan, kebinatangan, pemenggalan kepala, bunuh diri dan pembunuhan,” demikian tertulis dalam gugatan yang disampaikan Selena tersebut.
Sisi gelap kehidupan pekerjaan para moderator konten ini sendiri pernah diangkat dalam sebuah film dokumenter berjudul ‘The Cleaner’ arahan sutradara Moritz Riesewieck dan Hans Block belum lama ini, seperti dilansir dari laman Kompas.com. Para moderator konten di media sosial ini menghabiskan sekitar 8 hingga 10 jam setiap hari untuk menyaksikan berbagai macam konten negatif yang sadis dan tak pantas, untuk kemudian menghapusnya agar tidak makin menyebar di media sosial tersebut.
“Saya telah melihat ratusan kepala dipenggal,” ungkap seorang wanita yang disembunyikan wajah dan identitasnya ketika diwawancarai dalam film dokumenter tersebut. Pemandangan sadis itu pun tidak bisa dia hindari, juga oleh rekan-rekannya yang lain, karena mereka bekerja sebagai moderator konten di media sosial untuk menjaga para pengguna tidak ikut terpapar. Kasihan ya, Cakap People!