CakapCakap – Aksi lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Indonesia belakangan ini dinilai cukup meresahkan masyarakat Tanah Air. Seperti yang Cakap People ketahui, belum lama ini salah satu agenda komunitas LGBT dunia yang direncanakan digelar di Bali pun mendapat penolakan dari masyarakat, sehingga akhirnya batal dilaksanakan. Kaum LGBT tersebut dianggap dapat merusak moral anak bangsa, karena memang sama sekali tak termasuk dalam bagian budaya timur Indonesia.
Kabar terbaru, salah satu otoritas di Indonesia dilaporkan membeli software mata-mata dari Israel untuk mengntai aktivitas LGBT di Tanah Air. Seperti dikutip dari Suara.com, Sabtu (20/10/2018), informasi ini didapatkan dari surat kabar Israel, Hareetz yang merilis laporan berjudul ‘Revealed: Israel’s Cyber-spy Industry Helps World Dictators Hunt Dissidents and Gays’. Software itu adalah buatan Verint, sebuah perusahaan peranti lunak asal Israel yang beroperasi di beberapa negara.
Tidak hanya untuk memata-matai dan menyusun data base berisikan daftar aktivis-aktivis pembela hak komunitas LGBT di Indonesia, software tersebut juga digunakan untuk menyelidiki salah seorang ‘tokoh publik non-Muslim yang dituding melakukan bidaah’ dari kelompok agama minoritas di Tanah Air. Namun, laporan yang dikutip tersebut memang tak menjelaskan secara detail sosok tokoh publik non-Muslim tersebut. Meski begitu kabar ini sendiri juga masih belum bisa dipastikan kebenarannya.
Beberapa waktu lalu, seperti sudah diketahui, komunitas LGBT berencana menggelar Grand Final Mister dan Miss Gaya Dewata 2018 di Bali. Namun, ajang tersebut mendapat penolakan dari banyak masyarakat, sehingga dibatalkan. “Direktur Intelkam Polda Bali sudah mengonfirmasi kegiatan itu dibatalkan karena ada penolakan dari masyarakat Bali,” jelas Kepala Bidang Hubungan Masarakat Kepolisian Daerah Bali, Kombes Pol Hengky Widjaja, dilansir Republika.co.id, Rabu (10/10/2018).
Sementara, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali menyatakan bahwa perilaku LGBT tersebut sangat menyimpang dan bertentangan dengan agama, dan juga moral. Bahkan, perilaku LGBT pun juga bertentangan dengan sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, serta Pasal 28 dan 29 UUD 1945. Oleh karena itu, Cakap People juga harus berhati-hati ya, dengan gerakan-gerakan LGBT ini!