CakapCakap – Media sosial terus mengalami perkembangan pesat belakangan ini. Tidak hanya di luar negeri, tetapi juga di Indonesia, meski akses internet belum benar-benar merata bisa dinikmati oleh semua wilayah Tanah Air. Cakap People pun dipastikan memiliki setidaknya satu akun media sosial. Namun sayangnya, tidak semua orang di Indonesia bisa menggunakan dan memanfaatkan media sosial dengan baik dan benar untuk hal yang bersifat positif, misalnya untuk berkomunikasi.
Padahal, perilaku siapapun di media sosial saat ini bisa saja akan menentukan masa depannya nanti. Bahkan, lebih luas lagi, bukan tak mungkin akan menjadi contoh peradaban di masa mendatang. “Apa yang kita posting sekarang turut menentukan, apakah masa-masa sekarang nantinya akan dianggap sebagai contoh peradaban yang baik atau bukan,” ungkap Ketua Ikatan Alumni (Iluni) Sejarah Universitas Indonesia Patria Gintings dalam sebuah diskusi di Jakarta, dilansir Liputan6.com.
Menurut pria bergelar master komunikasi dari Leeds, Inggris itu, generasi muda 30-50 tahun nanti akan mempelajari sejarah Indonesia dari sumber digital, termasuk media sosial. “Oleh karena itu, lewat diskusi ini, Iluni Sejarah UI sekaligus ingin mengingatkan kita semua untuk menjaga perilaku saat sedang menggunakan media sossial. Karena apa yang kita posting sekarang di akun media sosial masing-masing akan menjadi cerminan peradaban kita,” jelas Patria menambahkan komentarnya.
Beberapa waktu lalu, salah satu survei menunjukkan data bahwa saluran terbanyak penyebar berita bohong atau hoax adalah media sosial, dilansir laman Gatra.com. Persentasenya mencapai 92,40%, disusul aplikasi percakapan (chating) 62,80% dan situs web 34,90%. Sementara pada televisi hanya sebanyak 8,70%, media cetak 5%, email 3,10%, dan radio 1,20%. Data survei yang melibatkan 1.116 responden disampaikan Presiden Direktur VIVA Media Group Anindya Bakrie dalam sebuah acara.
“Salah satu cara paling efektif untuk menghambat penyebaran hoax adalah dengan mengedukasi masyarakat, penegakan hukum, mengoreksi melalui media sosial, blokir, dan flagging,” kata Anindya memberikan penjelasan. Nah, mulai dari sekarang, Cakap People juga harus bijak bermedia sosial!
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Ikut Lawan Cyberbullying, Twitter Gunakan Teknologi Algoritma - Cakap Cakap