Hati-hati, Olahraga Berlebihan Ternyata Bisa Bikin Sakit lho!

CakapCakap – Banyak orang terobsesi untuk mendapatkan tubuh yang sempurna, terutama kaum wanita yang sering kali iri melihat orang lain dengan penampilan seksi dan ramping tinggi semampai. Cakap People pun mungkin juga pernah merasakannya. Alhasil, demi mewujudkan keinginan itu, tak jarang mereka nekat menjalani olahraga keras, dan bahkan berlebihan. Harapannya, agar bisa segera memiliki tubuh ideal idola banyak orang. Namun, hal tersebut malah bisa membuat tubuh sakit loh!

Dijelaskan oleh laman Okezone.com, semakin berat olahraga yang dilakukan, ternyata juga akan bisa semakin meningkatkan kerentanan terhadap infeksi akibat depresi sistem kekebalan tubuh. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal Frontiers in Immunology mengungkapkan hal itu. Terdapat perubahan sel kekebalan tubuh dalam dua cara berolahraga, yakni akan meningkat sesaat setelah olahraga dilakukan, dan tidak menurun drastis saat olahraga berhenti dilakukan di periode tertentu.

“Sel-sel tidak hancur seperti yang diduga sebelumnya melainkan bermigrasi ke bagian lain tubuh, mencari infeksi di tempat lain seperti di saluran pernapasan bawah [dada atau paru-paru], kemudian mendorong kekebalan tubuh sehingga menghalangi kemungkinan infeksi untuk berkembang,” jelas Dr James Turner dalam penelitian itu. Makanya, olahraga berlebihan pun bisa membuat terserang penyakit, apalagi ditambah risiko infeksi dari pola makan yang buruk dan perubahan suhu tubuh.

Kondisi lain yang bisa terjadi karena olahraga berlebihan adalah rhabdomyolysis, sebuah kondisi di mana otot-otot mengalami kerusakan, menurut laman HelloSehat.com. Kerusakan ini akan membuat pigmen mioglobin dari otot masuk ke darah, sehingga ginjal akan menyaringnya. Akibatnya, akan terjadi gagal ginjal. Selain itu, otot juga bisa stres, sehingga mati rasa terhadap kondisi medis serius.

Bahkan, bukan tidak mungkin kematian terjadi akibat olahraga berlebihan hingga serangan jantung. Olahraga berlebihan memang dapat meningkatkan risiko terhadap serangan jantung mendadak pada beberapa orang tertentu. Biasanya, kondisi itu disebabkan oleh terjadinya aritmita pada jantung, di mana sering dialami orang-orang berusia di atas 35 tahun, meskipun tidak menutup kemungkinan juga bisa terjadi pada mereka yang berusia lebih muda. Nah, Cakap People harus perhatikan ini ya!  [ED/YN]