in ,

Presiden Meninggal, Semua Diskotik di Vietnam Harus Tutup!

CakapCakap – Ada banyak cara dilakukan untuk menghormati sosok tokoh penting yang meninggal dunia. Cakap People pastinya paham, penghormatan paling lazim dilakukan tentu saja mengibarkan bendera setengah tiang selama masa berkabung. Hal itu juga dilakukan ketika Presiden Vietnam Tran Dai Quang baru saja meninggal dunia di usia 61 tahun pada Jumat, (21/9/2018). Negara itu pun akan memberlakukan masa berkabung nasional selama dua hari, yakni Rabu dan Kamis (26-27/9/2018).

Namun menariknya, tak cukup hanya dengan mengibarkan bendera setengah tiang, tempat-tempat hiburan atau diskotik di seluruh Vietnam juga diharuskan tutup selama masa berkabung tersebut, sebagai bentuk penghormatan kepada sang presiden, seperti dilansir iNews.id, Senin (24/9/2018). “Kepergiannya merupakan kehilangan besar bagi partai, negara, dan rakyat kami,” demikian bunyi pernyataan Partai Komunis Vietnam yang mengusungnya hingga menjabat presiden sejak April 2016.

Presiden Vietnam Tran Dai Quang via Istimewa.

Presiden Quang sendiri meninggal akibat sakit yang diderita sejak lama. Kantor berita pemerintah negara komunis itu pun menyebut penyakitnya akibat serangan virus langka, namun tidak dijelaskan secara detail. Selama masa berkabung, jenazah Presiden Quang akan disemayamkan di Kota Hanoi, sebelum dibawa ke kampung halamannya di Provinsi Ninh Binh, pada keesokan harinya untuk segera dimakamkan. Prosesi pemakaman ini pun rencananya akan disiarkan langsung oleh televisi nasional.

Masih soal tradisi penghormatan di Vietnam bagi orang yang meninggal dunia, ternyata juga harus membutuhkan biaya besar. Bahkan, biaya kuburan bagi orang meninggal bisa mencapai Rp 900 juta, dikutip dari Detik.com. Itu terjadi di Desa An Bang, dekat Kota Hue di Vietnam bagian utara, yang penduduknya sangat menghormati kematian. Para penduduk di wilayah yang cukup jauh dari Hanoi itu, perjalanan sekitar satu jam dengan pesawat, akan membangun kuburan dengan sangat megah.

Padahal, penghasilan penduduk di Desa An Bang sendiri tidaklah besar. Mereka hanya mendapatkan penghasilan sekitar Rp 26,6 juta per tahun, atau hanya lebih sedikit dari Rp 2 juta per bulan. Mata pencaharian sebagian besar penduduk di sana hanyalah jadi nelayan. Luar biasa ya, Cakap People! [ED/RM]

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Suka Traveling? Kini Hong Kong ke Cina Bisa Ditempuh 40 Menit

Waspada! 5 Tanda Kekerasan Emosional Dalam Hubungan Asmara