Cakapcakap – Jika berbincang perihal konten ‘dewasa’ yang bertebaran di media sosial, pasti rasanya cukup membuat geram ya Cakap People? Mengingat banyak anak-anak yang sudah bermain media sosial. Tentu hal tersebut memberikan kesan tersendiri bagi tiap-tiap orang, terlebih para orang tua yang tak bisa mengawasi 24 jam sang anak.
Namun, tampaknya kasus darurat konten ‘dewasa’ ditanggapi serius oleh Kemenkominfo. Sebab, pihaknya telah memblokir layanan serta konten yang berbau pornografi serta yang mengarah ke pelanggaran norma asusila. Hal tersebut dikarenakan banyaknya laporan mengenai konten pornografi yang mencapai angka 1.495 total-nya sejak Oktober 2017. Bahkan, pihak Kementrian dan komunikasi tak segan untuk mengeluarkan biaya sampai Rp 194 miliar guna melakukan pemblokiran terhadap konten ‘panas’ tersebut. Lantas, apa alat yang digunakan? Simak saja ulasan berikut!
1. Harganya tak main-main
Langkah serius yang ditempuh oleh pihak Kemenkominfo tampaknya memang sangat tegas. Sebab pihaknya tak segan untuk mengeluarkan dana senilai Rp 194 miliar. PT Industri Telekomunkasi Indonesia (Persero) yang menjadi pemenang proyek tersebut. Di mana Kemenkominfo menilai jika pihak perusahaan telah memiliki sklill yang sudah mumpuni.
2. Berbasis sistem crawling
Apa itu sistem crawling? Sistem tersebut nantinya akan merayap 10 tingkat lebih cepat dibanding dengan cara yang manual. Sehingga sistem termasuk sensitif dengan konten pronografi, alhasil dapat diidentifikasi dengan mudah akankah konten tersebut termasuk konten ‘dewasa’ atau tidak. Kemenkominfo pun menjadwalkan pengoperasian sebanyak 44 hingga 45 server dengan menargetkan sebanyak 30 juta konten ‘panas’ yang mengendap di internet dapat dihapus dengan efektif.
3. Sosial media akan di-filter
Salah satu tempat pertumbuhan terbesar bagi konten pornografi adalah melalui sosial media. Sehingga pihak Kemenkominfo akan menerapkan sistem filter pada setiap sosial media, baik Twitter, Facebook, BBM, Instagram, WhatsApp, Telegram, Bigo, Line hingga Google. Mesin tersebut akan menggunakan manusia sebagai pemverifikasi yang menyematkan pendapat serta bukti yang akurat. Baru setelah itu konten bisa dihapus.
4. Cara kerja mesin
Cara kerja mesin ini dipercaya akan jauh lebih kuat dan mujarab untuk membasmi hadirnya konten-konten porno. Sebab mesin bisa melakukan crawling terhadap keyword yang telah dimasukkan di kotak pencarian. Apabila kata kunci tertentu telah dimasukkan dalam kolom, maka dapat menarik sampai jutaan konten. Walaupun hal tersebut hanya dilakukan pada 1 kali kerja. Bahkan waktu yang diperlukan untuk melakukannya pun cukup singkat, yakni sekitar 5 hingga 10 menit.
Selanjutnya konten akan dipilih sesuai dengan dampak yang dapat ditimbulkan. Hebatnya, mesin akan secara otomatis menangkap gambar tersebut serta mengirimkannya pada pihak verifikasi yang dinamai dengan sebutan Cyber Drone 9 yang berugas untuk melakukan pemeriksaan. Pihak verifikator itulah yang akan menentukan senada dengan peraturan pemerintah, apakah konten tersebut lolos atau tidak.
5. Masih diuji coba secara berlapis
Saat pengujian dilakukan, mesin tersebut telah berhasil menangkap hampir 200 ribu domain serta setidaknya 1,2 juta situs porno. Pasca diidentifikasi, terdapat sekitar 959.547 konten dewasa dan sisanya dikategorikan tak memiliki muatan negatif. Namun filter yang dilakukan tersebut dianggap belum optimal lantaran hanya bisa menangkap keyword dalam bahasa Indonesia saja. Tetapi pemerintah kita meyakini jika mesin penyaring konten porno tersebut akan berhasil sebab memiliki Artificial Inteligence.
Konten ‘dewasa’ memang sudah menjalar bagaikan virus ya Cakap People? Kemudahan mengakses situs dan konten porno pun seolah menjadi racun yang dapat mengancam hidup siapa saja. Terlebih para anak-anak millenial yang ingin serba tahu. Oleh karena itu, kita wajib mendukung langkah yang ditempuh oleh pihak Kemenkominfo untuk mematikan seluruh konten yang berbau pornografi, sebab dapat mengancam generasi muda.