in ,

Bosarak, Keunikan Kerajinan Tutup Saji Khas Bone

Pernah mendengar nama bosarak? Mungkin banyak orang yang tak tahu apa itu bosarak. Namun bagi para warga yang berdomisili di desa Wollangi, Kabupaten Bone, Sulsel, bosarak memegang arti yang penting. Sebab benda tersebut merupakan warisan leluhurnya.

Bosarak merupakan salah satu kerajinan tangan yang berbentuk anyaman. Tentu kita wajib menjaga warisan leluhur bukan? Caranya dengan membudidayakan serta mengembangkannya. Kini bosarak juga dijadikan sebagai sebuah usaha yang dapat digunakan untuk mendompleng perekonomian.

Bosarak khas Bone via makassar.tribunnews.com

Jika kita flashback ke belakang, dulunya bosarak ini digunakan oleh para anggota bangsawan Bone sebagai tutup makanan atau tutup saji. Namun lambat laun waktu membuatnya semakin dikenal oleh seluruh masyarakat dari berbagai kalangan. Bahkan kerajinan tangan buatan wanita-wanita di Desa Wollangi juga ikut hadir dikala adanya pergelaran pesta perkwinan maupun ritual tradisional.

Bosarak dimanfaatkan sebagai benda yang menutupi makanan. Alhasil baik debu maupun lalat tak ada yang mendekat ke makanan. Bahkan anyaman bosarak juga menjadi benda yang indah di meja makan. Sehingga juga bisa dimanfaatkan sebagai aksesoris penambah kecantikan dari riasan meja tersebut.

Menurut kamu, apa yang menjadi bahan utama dari anyaman tersebut? Tak lain bosarak terbuat dari pelepah sagu. Sehingga bahannya cukup mudah diperoleh. Pertama pelepah sagu harus dikeringkan terlebih dulu. Kemudian para perajin anyaman nantinya akan membelah kemudian dirakit sedemikian rupa hingga terbentuklah bosarak. Supaya bosarak memiliki nilai artistik dan estetika, maka anyaman tersebut kemudian dikolaborasikan dengan sebuah pita bali.

Kerajinan tangan asal Bone via masagena-onlineshop.blogspot.co.id

Bosarak sendiri jadi satu warisan leluhur yang patut dilestarikan. Bahkan salah satu pengrajin bosarak mengaku telah menekuni kerajinan anyaman ini turun temurun dari orang tuanya. Biasanya, pengrajin bosarak mayoritas ialah kaum perempuan.

Pesanan anyaman bosarak biasanya akan sangat berlimpah dari aneka wilayah, seperti di Sulsel serta wilayah lain ketika hendak Lebaran atau musim nikah. Bahkan seorang pengrajin bernama Subaedah pun mengaku jika dirinya dapat merampungkan sekitar 50 buah bosarak untuk per harinya. Harga yang dijual pun cukup bersahabat dan tak terlalu mahal. Terlebih jika dibeli secara langsung dari perajinnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Moat, Danau Cantik yang Lahir dari Kawah Gunung Purba

Pesona Pulau Sara, Ikon Wisata Talaud di Bibir Pasifik