Mendaki gunung biasanya merupakan aktifitas yang dilakukan oleh mereka dengan kondisi fisik dan stamina yang kuat. Kegiatan tersebut menjadi pilihan menyenangkan saat liburan datang. Namun, bagaimana jika mereka yang memutuskan untuk menaklukkan puncak gunung justru berasal dari kalangan difabel?
Kamu enggak bakalan nyangka deh guys. Pasalnya dua orang difabel mampu buktikan diri mampu taklukkan Gunung Keramat di Toraja. Gunung Sesean terletak di kabupaten Toraja bagian utara, Sulawesi Selatan, jadi pilihan seorang penyandang disabilitas, Agus Salim.
Gunung yang dikenal keramat ini berhasil ditaklukan tepat pukul 17.30 WITA. Pendakian untuk memperingati Hari Penyandang Disabilitas Internasional 2017 tersebut berjalan lancar dan sukses dilakukan oleh tim Menembus Batas Part II, difabel Makassar. Pendakian juga diikuti sekitar 70 orang pecinta alam dan seorang atlet difabel tunadaksa, Agus Salim.
Agus mengungkapkan pendakian yang dilakukan tersebut terbagi atas tim-tim kecil yang terdiri dari enam orang pecinta alam dan seorang penyandang disabilitas. Pada kesempatan tersebut, Agus juga mengatakan bahwa tim pertama yang berhasil menuju puncak Gunung Sesean adalah tim dengan difabel tunanetra dan tunadaksa kinetik. Kedepannya, kegiatan pendakian yang dilakukan para difabel ini bisa mendapatkan perhatian baik dari kalangan masyarakat maupun pemerintah.
Harapan serupa juga diungkapkan oleh Abdul Rahman, seorang difabel tunanetra yang turut serta mendaki Gunung Sesean. Selama perjalanan mendaki, Abdul mengaku terus memperhatikan arahan yang diberikan oleh pendaki normal. Akhirnya, Abdul yang hanya mempunyai 30 persen daya penglihatan tersebut mampu berjalan menuju puncak Sesean meskipun sempat tergelincir. Wah, keren kan semangatnya, guys!
Abdul diketahui juga pernah menaklukkan gunung Latimojong pada tahun 2016 untuk memperingati Hari Penyandang Disabilitas Internasional pada tahun lalu. Pendakian tahun 2017 ini diakuinya tidak menjumpai kesulitan yang berarti, berbeda dengan pendakian Latimojong sebelumnya.
Bagi Abdul, pendakian Latimojong dianggapnya sebagai pembelajaran yang sangat berharga untuk kedepannya. Saat pendakian Gunung Sesean seminggu lalu, Abdul hanya kenakan pengikat pinggang dan tas besar di punggungnya. Namun, dirinya mengaku bahwa semua instruksi dan peralatan yang cukup akhirnya bisa menjadi salah satu bekal penting pendakiannya kali ini.
Gimana denganmu guys? Tak terlecutkah semangatmu dengan semangat para difabel ini?
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!