in ,

Jerman Ingatkan Risiko Cina Tebar Mata-mata Lewat LinkedIn

Sepertinya kita harus sudah mulai hati-hati bermain media sosial, guys. Bukan hanya akun kamu yang berpotensi diretas, belakangan ini spionase gaya baru menggarap korbannya cukup melalui pengumpulan data saja. Paling tidak, kecenderungan kamu diketahui. Ingat ya, ini bukan isapan jempol belaka, lho!

Pihak badan intelijen domestik Jerman (Bundesamt für Verfassungsschutz, BfV) mengeluarkan pernyataan resmi tentang hal ini setelah muncul kecurigaan terhadap agen Cina yang menggunakan akun LinkedIn palsu untuk mengumpulkan informasi tentang para politisi dan pejabat tinggi Jerman.

linkedIn via liputan6.com

Pihak BfV bahkan menuduh intelijen Cina menggunakan jaringan LinkedIn untuk mendekati 10 ribu warga Jerman, yang kemungkinan besar bakal direkrut sebagai informan agen rahasia Negeri Tirai Bambu tersebut. Tak tanggung-tanggung, guys, BfV bahkan merilis sejumlah akun palsu yang disinyalir digunakan untuk memenuhi kebutuhan Cina akan informasi tentang orang-orang ternama di tubuh pemerintahan Jerman.

Sebagaimana dilansir dari BBC, Hans-Georg Maassen, pimpinan BfV, mengatakan kalau kesemua akun tersebut memperlihatkan tindak-tanduk Cina untuk menyusup ke tubuh politik Jerman papan atas. Secara tegas ia berkata, “Ini benar-benar merupakan sebuah langkah menyeluruh untuk menyusup ke tubuh elemen tertentu di lingkup parlemen, kementrian dan badan pemerintah.”

Mendengar tuduhan seperti itu, apa respon Cina?

Negara asal Deng Xiaoping ini menyangkal tuduhan spionase siber semacam itu di masa lalu. Sementara terkait dengan yang baru saja dikatakan oleh George Maassen, pihak Cina memilih untuk diam tak bergeming. Silent is gold. Period.

aplikasi linkedin via teknovaganza.id

Operasi sunyi senyap dan respon bisu membuat Georg Maassen kian geram. Akibatnya, BfV tak berdiam diri dan mengumumkan 8 (delapan) profil yang mereka nilai paling sering digunakan untuk mengontak pengguna LinkedIn asal Jerman. Kesemua profil tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga tampak meyakinkan di mata pengguna LinkedIn lainnya dan mempromosikan para profesional Cina yang masih muda. Parahnya lagi, para profesional muda Cina tersebut sesungguhnya tak pernah ada.

Dari kedelapan akun palsu tersebut ada ‘Allen Liu’, yang mengaku sebagai manajer human resource di sebuah konsultan ekonomi. Ada juga ‘Lily Wu’, yang dikabarkan bekerja untuk sebuah think tank di pesisir timur Cina. Georg Maassen dan timnya menyatakan bahwa kedua nama dan profil tersebut palsu.

Apa yang dikhawatirkan oleh lembaga pimpinan Georg Massen tak lain adalah intelijen Cina ini bakal menggunakan cara tersebut untuk merekrut politisi papan atas sebagai informan maupun klandestin mereka. So, salah satu solusi yang ditempuh oleh BfV adalah menanyai satu per satu orang-orang yang ditengarai menjadi target operasi sunyi senyap intelijen Cina.

Ini bukan pertama kalinya intelijen Jerman risau oleh tingkah mata-mata negara lain. Tahun lalu saja BfV menengarai adanya spionase siber yang sangat agresif, termasuk upaya untuk mempengaruhi pemilihan anggota parlemen pada bulan September. Dan, waktu itu yang menjadi tersangka adalah sekelompok hacker yang dikenal dengan sebutan ‘Fancy Bear’, dan disinyalir merupakan rekrutan intelijen Rusia.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

One Comment

Leave a Reply

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Beragam Event di Korea Selatan yang Bisa Dikunjungi di Akhir Tahun

Kondisi Langka, Bayi Mungil Terlahir Tanpa Kulit Luar