Konsulat Jenderal Australia yang didampingi pusat Arkeologi Nasional dan juga tim arkeologi Sulawesi serta puluhan mahasiswa dari Unhas Makassar dan Universitas Halu Oleo Kendari melakukan penggalian arkeologi di situs gua batu kapur Leang Bettue, di Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung, Maros pada tahun 2017 lalu. Pada penggalian tersebut, mereka menemukan peninggalan manusia purba yang sangat banyak.
Richard Mathews, Konsulat Jendral Australia mengatakan bahwa kawasan leang-leang di Kabupaten Maros kaya akan bukti peninggalan manusia purba. Diantaranya adalah ditemukannya peninggalan seni yang lebih tua dari lukisan goa yang ada di Eropa.
Lukisan yang ditemukan ini terbukti sudah berumur lebih dari 40 ribu tahun. Hal ini membuktikan bahwa manusia pada jaman dahulu sudah mulai mengenal dan membuat kesenian, lukisan inilah contohnya.
Selain itu, dalam penelitian dan penggalian tersebut ditemukan juga beberapa peralatan yang dulu digunakan untuk mengolah binatang hasil buruan. Memang pada kala itu manusia purba bertahan hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan.
Rupanya proyek ini didanai oleh Dewan Penelitian Australia dan Universitas Griffith di Australia yang peduli terhadap arkeologi di Sulsel. Proyek berjalan selama 3 bulan penuh di Kabupaten Maros. Kenapa harus Maros? Karena Maros sangat potensial untuk dijadikan pusat penelitian.
Waw, keren ya!
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!