Listrik sekarang menjadi salah satu kebutuhan utama dari kehidupan masyarakat. Ada banyak sekali daerah pelosok di Indonesia yang hingga saat ini masih belum bisa merasakan adanya listrik selama 24 jam penuh. Kadang listrik hanya dapat ditemui ketika malam tiba, dan segera padam jika matahari sudah muncul di esok harinya. Kondisi ini yang sebelumnya dirasakan oleh masyarakat Bulukumba di beberapa desa. Tapi sekarang, warga di empat kampung Benteng Senggang, Kelurahan Borong Rappoa, Kecamatan Kindang, Bulukumba ini sudah bisa menikmati cahaya lampu ketika malam hari.
Perkampungan yang bernama Na’na, Kayubiranga, Senggang, dan Katimbang Senggang ini sudah dapat menikmati aliran listrik dari hasil inovasi Mikrohidro. Warga masyarakat perbatasan Bulukumba-Bantaeng ini juga tidak perlu membayar tarif listrik dengan harga yang mahal, karena untuk sekarang ini masih tergolong ekonomis. Iuran yang harus mereka setorkan untuk inovasi listrik dari mikrohidro adalah sejumlah R0 10 ribu rupiah per orang per bulan. Iuran ini akan digunakan sebagai biaya perawatan sarana dan prasarana inovasi mikrohidro.
Sebelumnya ketika masih menggunakan Generator Listrik, warga harus mengeluarkan biaya sekitar Rp. 600 ribu rupiah per bulan. Sementara itu jika menggunakan minyak tanah, warga harus mmengeluarkan biaya Rp. 12 ribu rupiah per bulan. Jadi sudah tentu semakin hemat jika warga sekarang sudah mulai beralih ke listrik yang berasal dari tenaga mikrohidro. Lalu mengapa tidak menggunakan Listrik dari Perusahaan Listrik Nasional (PLN)? Karena wilayah tersebut terletak di tengah tebing yang terjal. Hingga saat ini, Listrik PLN tidak dapat menjangkau daerah dengan letak geografis seperti itu.
Pembangunan Mikrohidro ini dicetuskan oleh Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Kemeterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHN) pada tahun 2015. Ini adalah solusi untuk kondisi PLN yang belum bisa menjangkau daerah yang memiliki letak geografis khusus. Mikrohidro memanfaat kan sumber daya air untuk menghasilkan energi listrik. Sementara untuk daerah Bulukumba, Mikrohidro dibangun di aliran sungai yang berada di kaki Gunung Lompobattang.
Agus Justianto yang merupakan Kepala Badan Litbang dan Inovasi KLHK, menyebutkan bahwa Mikrohidro di Bulukumba ini adalah proyek pertama di Provinsi Sulawesi Selatan. Pihaknya juga terus mengkaji daerah dengan kondisi geografis lainnya di Indonesia, agar Mikrohidro bisa menjadi cara alternatif untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah tersebut.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!