Secara manusiawi, setiap orang pasti punya keinginan untuk mengkritik orang lain. Meskipun orang itu tipe introvert pun. Bedanya, ada orang yang secara gamblang mengkritik sesamanya; tapi ada pula yang memilih untuk memendamnya.
Tiap orang pun secara otomatis pasti pernah dikritik. Entah itu kritikan yang bersifat membangun/konstruktif maupun yang isinya hanya celaan/destruktif. Nggak sedikit pula, orang yang kebingungan sendiri karena ia menerima semua kritikan dan pada akhirnya merasa gagal kalau nggak bisa menyenangkan orang lain.
Kata kunci untuk menerima kritikan (baik yang bersifat konstruktif ataupun destruktif) adalah jika kamu berusaha untuk menyenangkan semua orang, kamu nggak akan menyenangkan siapapun
Normal, kalau kamu ingin menang dalam setiap perdebatan karena kita pasti ingin diterima secara sosial di lingkungan kita masing-masing. Namun, juga perlu diingat kalau apapun yang kamu lakukan (bahkan sekecil apapun itu) pasti ada saja anggapan orang lain. Ada yang pro, ada pula yang kontra.
Hal ini akan menjadi sangat penting kalau menyangkut ‘keputusan’. Jadi, jika ada pepatah yang mengatakan lakukan yang terbaik yang kamu bisa itu benar adanya. Nggak setiap kritik harus kamu tanggapi. Selektiflah dalam menerima kritikan.
Lalu bagaimana caranya? Yuk, kita belajar sama-sama bagaimana cara menanggapi kritikan orang lain supaya bisa berdampak baik pada keputusan yang nantinya kita ambil!
1. Pahami siapa yang mengkritikmu
Kritik apapun bentuknya tetap memiliki sisi subjektivitas. Jadi, kamu perlu kenal siapa yang mengkritikmu beserta keahliannya.
Orang yang nggak mengenalmu hanya akan mengkritikmu karena mereka gatal untuk berkomentar. Bahkan, orang yang cuma bisa komentar malah belum tentu bisa melakukan apa yang kamu lakukan. Sebaliknya, biasanya orang yang sudah mengenal kita pasti akan memberikan kritikan yang lebih menyasar.
Tapi juga perlu diingat, sangat penting untuk mengetahui latar belakang si kritikus. Kalau emang latar belakang keahliannya sesuai di bidangnya, jangan abaikan kritikan darinya. Siapapun itu, kalau berkomentar di bidang keahliannya patut kamu dengar dan feedback.
2. Sortirlah komentar yang dilayangkan padamu
Kamu bisa mempertahankan argumen, memutarbalikkan fakta, menunjukkan bukti-bukti kalau komentar itu salah. Tapi apa gunanya? Hanya membuang waktu. Bahkan, mungkin mereka nggak peduli.
Ingat selalu, time is the only limit. Jangan sia-siakan waktumu untuk menanggapi komentar yang nggak berbobot. Kalau ada yang mencelamu, jangan marah. Diamkan saja, bahkan katakan ‘TERIMA KASIH’. Kalau emang komentarnya perlu di-feedback, tanyakan perspektif dan sarannya.
Banyak komentar yang bisa membuat semangat. Tapi jangan biarkan satu kometar buruk yang tidak berbobot membuatmu down. Don’t take it too seriously.
3. Pahami bahwa orang lain juga punya masalah dalam hidupnya
Seringkali, kritikan yang dilontarkan seseorang adalah respon spontan. Selalu ingat pepatah yang mengatakan don’t judge the book from its cover. Bisa jadi, dia sedang having a bad day sewaktu mengomentarimu sehingga kritikan yang pedas terlontar darinya. Selalu ingat poin nomor 2 “do not take all criticisms too seriously” dan coba kenalilah pribadinya di lain waktu.
Sering kita temukan, seseorang yang terdengar kasar pada hari Senin. Tapi, ketika hari Jumat, dia terlihat santai dan lebih friendly. Kalau emang seperti itu, bisa jadi dia tidak bermaksud memberikan kritik pedas padamu.
Kalau bisa melakukan 3 poin di atas, keputusan terbaik bisa kamu buat!