Seorang bocah yang tinggal di Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat rela menghabiskan masa kecilnya untuk merawat sang ibu yang sudah tak berdaya hanya terbaring lemah di atas tempat tidur. Di ketahui ternyata ibu dari bocah tersebut sedang menderita tumor ganas yang semakin membesar di kepalanya.
Bocah yang masih berusia 12 tahun ini harus mengerjakan seluruh pekerjaan rumah setiap harinya. Mulai dari mencuci piring, memasak, mencuci baju di sungai dan tugas rumah lainnya. Semua itu ia kerjakan sendiri tanpa dibantu oleh sang ibu yang memang sudah tidak berdaya. Bocah malang ini bernama Supriyono dan di usianya yang masih anak-anak ia harus mengurus segala pekerjaan rumah yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa.
Bahkan Supriyono harus berhenti sekolah karena ingin merawat ibunya. Supriyono menyatakan bahwa sudah tiga bulan dirinya berhenti sekolah karena sudah tidak ada lagi yang mengurus ibunya. Sedangkan sang Ayah memang sudah bercerai dengan ibunya dan kini ayahnya telah pergi jauh ke kampung halamannya.
Sebetulnya Supriyono juga memiliki seorang kakak tetapi kakaknya tersebut harus merantau ke Kota Polewali menjadi buruh bangunan. Upah dari kakaknya bekerja tersebut dikirimkan ke keluarganya supaya bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga. Tak jarang bocah 12 tahun harus mengerjakan seluruh pekerjaan rumah secara bersamaan agar cepat selesai.
Selain itu, Supriyono juga masih menyempatkan diri untuk mencuci baju di sungai yang jaraknya sekitar ratusan meter dari rumahnya tersebut. Apabila seluruh pekerjaan rumah telah selesai ia lakukan, biasanya Supriyono akan melakukan tugasnya mengurus sang ibu. Meskipun demikian, Supriyono tidak pernah mengeluh dengan tugas-tugasnya tersebut.
Rabiana (43) yang tak lain adalah ibu dari Supriyono tersebut mengaku merasa sangat bangga dengan anaknya tersebut. Rabiana menambahkan bahwa dirinya merasa tetap bersemangat ketika melihat anak-anaknya berjuang dan bekerja merawat serta berupaya menyembuhkan penyakitnya.
Di sebuah rumah kecil, Supriyono kini tinggal bersama dengan sang ibu dan seorang adiknya yang bernama Resky yang saat ini berusia 8 tahun. Sebetulnya Rabiana telah menjalani perawatan di rumah sakit Makassar dengan menggunakan BPJS. Tetapi sayang setelah melewati kemoterapi dirinya justru minta pulang karena terkendala biaya hidup saat berada di Makassar.
Hingga saat ini Rabiana dan keluarganya hanya memperoleh bantuan raskin tetapi luput dari bantuan PKH dari pemerintah. Selama ini ia hanya mengandalkan ramuan dari dedaunan tetapi hasilnya tidak menunjukkan perubahan karena tumornya justru kian membesar. Meskipun begitu ia tetap tabah dan berbesar hati ingin sembuh demi anak-anaknya.