Tempe merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang terbuat dari bahan baku berupa kacang kedelai. Jenis makanan ini cukup akrab di lidah masyarakat Indonesia, bahkan jika tak ada tempe rasanya menyantap makanan ada yang kurang. Selain itu, tempe memiliki harga yang murah dan dapat dikreasikan menjadi olahan apa saja. Entah digoreng, dibuat camilan berupa kripik hingga dimasak bersama sayuran tertentu.
Meskipun sudah cukup tenar di Indonesia, kira-kira gimana ya kalau tempe ini menjadi go Internasional? Ada seorang pria yang berasal dari Grobokan, Jawa Tengah bernama Rustono menikah dengan seorang wanita Jepang sejak tahun 1997 silam. Rustono pun mengikuti sang istri untuk pergi ke Jepang, walau demikian Rustono tak melupakan Indonesia begitu saja. Ia pun masih tetap mengingat tempe sebagai makanan asli Indonesia.
Rustono pun memiliki ambisi yang cukup kuat untuk membuat tempe agar dikenal oleh seluruh dunia. Alhasil ia pun mendirikan Rusto’s Tempeh. Ide ini berawal saat ia merasa jika cukup banyak olahan makanan yang terbuat dari kedelai di Jepang, namun hanya berupa tahu. Tempe belum dikenal di negara tersebut. Hingga akhirnya ia mulai memperkenalkan tempe kepada dunia.
Siasati empat musim
Rusto’s Tempeh menggunakan perpaduan air pegunungan yang asli dari Kyoto dengan kedelai asal Jepang bersama ragi yang asli dari Indonesia. Hal ini dikarenakan ragi Indonesia memiliki rasa serta aroma yang khas, dan hal tersebut tak dimiliki oleh Jepang. Bahkan Rustono juga mengikutsertakan teknologi dalam bisnisnya. Teknologi tersebut bertugas untuk menjaga kelembaban udara yang membuat pertumbuhan jamur tempe tersebut.
Tentu ini bukanlah hal yang mudah bagi Rustono, sebab Jepang mempunyai empat musim dan tentunya berbeda dengan Indonesia. Namun usaha Rustono itu kini membuahkan hasil ia bahkan memiliki Rusto’s Tempeh yang sudah berkibar di Jepang serta 7 negara yang lain, antara lain di Polandia, Prancis, Meksiko, Hungaria dan negara lainnya.
Pernah mengalami penolakan
Tak hanya dalam jatuh cinta saja penolakan kerap terjadi. Ketika ingin memulai suatu bisnis pun juga pasti akan mengalami sebuah penolakan dan kegagalan. Dulunya usaha Rustono tidak langsung berhasil lho, ia sempat menerima penolakan. Pria 49 tahun tersebut sempat belajar dengan 60 orang pengrajin tempe yang ada di wilayah berbeda selama kurang lebih 3 bulan. Ia berguru pada beberapa pengrajin tempe yang berada di Yogyakarta serta Semarang.
Perjuangan Rustono pun sempat mendapatkan penolakan dari masyarakat serta restoran. Tetapi ia mempunyai sifat yang pantang mundur hingga akhirnya tempe menjadi diminati di Jepang. Akhirnya pada tahun 2000 ia resmi membangun sebuah pabrik tempe cabang pertamanya yang belokasi di Otsu, Shiga, yang berjarak sekitar 1 jam dari Kyoto. Shiga sendiri merupakan suatu desa yang cantik dengan pemandangan alam yang menawan. Kala itu pabrik yang didirikan Rustono memiliki luas sekitar 1000 meter persegi, serta memiliki kemampuan untuk memproduksi 3000 tempe per hari.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!