Ditemukannya penyakit Mycoplasma Bovis di Pulau Selatan, membuat Otoritas Selandia Baru mengumumkan rencana untuk memusnahkan 22.000 ekor sapi untuk meredam penyebaran penyakit tersebut. Hingga saat ini dilaporkan ada 30 peternakan yang terdeteksi terjangki wabah penyakit menular tersebut. Tentu pemusnahan ini sebagai upaya agar penyakit tersebut bisa dicegah penyebarannya ke wilayah lain di dunia, dan bukan hanya di Selandia Baru aja.
Para peternak sapi menilai langkah ini cukup disesalkan tapi harus segara dilakukan untuk melihat jangka panjang manfaatnya. Hewan ternak yang begitu banyak tentu membawa kekecewaan tersendiri saat harus dimusnahkan karena penyakit yang diidap para sapi. Tapi para peternak tampak berbesar hati karena dilakukan demi kebaikan Selandia Baru dan keberlangsungan peternakan sapi ke depannya.
Meski 22.000 ekor sapi terdengar banyak untuk dimusnahkan, tapi secara keseluruhan jumlah sapi ini terbilang persentase yang kecil. Saat ini ada sekitar 20 juta ekor sapi yang ada di Selandia baru dan 22.000 ekor tersebut masih terbilang nggak mengganggu populasi sapi secara keseluruhan.
Populasi sapi di Selandia Baru tampaknya nggak akan berpengaruh dengan rencana pemusnahan ini, tapi akan berdampak pada harga daging sapi muda karena stok di pasaran akan berubah. Selain itu kinerja industri susu juga akan berpengaruh dengan insiden ini. Sebab pemerintah akan memberikan kompensasi yang cukup tinggi dari setiap sapi yang dimusnahkan sesuai dengan umur dan berat badan sapi tersebut.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!