CakapCakap – Cakap People! Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mengungkapkan bahwa perempuan berusia 15 hingga 49 tahun tidak ingin memiliki anak atau childfree. Temuan ini dirilis dalam laporan periode 2023 terkait kasus childfree.
BPS melakukan survei terhadap kelompok perempuan yang pernah menikah namun belum pernah melahirkan anak dalam keadaan hidup serta tidak menggunakan alat KB.
Persentase perempuan Indonesia yang berkeinginan childfree cenderung mengalami kenaikan dalam empat tahun terakhir dan kemungkinan akan mengalami peningkatan di tahun berikutnya.
Di tahun 2022 saja, sekitar 8 orang diketahui memilih hidup childfree diantara 100 perempuan usia produktif yang pernah menikah, namun belum pernah memiliki anak serta tidak sedang menggunakan alat KB.
“Jumlah ini setara dengan 0,1% perempuan berusia 15-49 tahun. Artinya, dari 1.000 perempuan dewasa di Indonesia, satu di antaranya telah memutuskan untuk childfree,” tulis laporan BPS.
Apa itu sebenarnya childfree? Dan mengapa perempuan Indonesia enggan punya anak? Berikut ulasannya.
Apa Itu Childfree?
Childfree adalah keputusan individu dewasa atau pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak, baik secara biologis maupun melalui proses adopsi. Kenyataannya, tidak semua orang atau pasangan ingin memiliki anak.
Ada banyak faktor yang menyebabkan pasangan memutuskan untuk childfree, dan keputusan ini tentunya sudah didiskusikan dan diputuskan bersama-sama. Misalnya, tak sedikit pasangan yang memutuskan childfree beranggapan bahwa ada harga mahal yang harus dibayar serta banyak aspek sosial, ekonomi, bahkan psikologi yang harus dikorbankan dalam parenting.
Ada pula faktor perubahan iklim. Dilansir dari Washington Post, survei Pew Research Center tahun 2021 terhadap orang dewasa di Amerika tanpa anak, 5 persen dari mereka yang menyebutkan alasan khusus untuk childfree adalah perubahan iklim atau lingkungan.
Dalam sepucuk surat kepada investor tahun lalu, analis Morgan Stanley mencatat bahwa “gerakan untuk tidak memiliki anak karena kekhawatiran tentang perubahan iklim tumbuh dan berdampak pada tingkat kesuburan lebih cepat daripada tren sebelumnya di bidang penurunan kesuburan.”
Selain itu, menurut penelitian dalam jurnal “A phenomenological exploration of the childfree choice in a sample of Australian women” yang diterbitkan di Journal of Health Psychology, berkembangnya jumlah perempuan yang memilih childfree dipicu oleh penemuan alat kontrasepsi yang aman, meningkatnya kesempatan pendidikan, serta merebaknya advokasi kesetaraan gender.
Alasan Perempuan Indonesia Memilih Childfree
Lantas, apa penyebab perempuan Indonesia memilih childfree?
Menurut data BPS, persentase perempuan childfree di Indonesia cenderung meningkat dalam empat tahun terakhir, yaitu dari 2019-2022. Meskipun prevalensinya sedikit tertekan di awal pandemi Covid-19, namun persentasenya kembali menanjak di tahun-tahun berikutnya.
Kebijakan work from home (WFH) nampaknya cukup memengaruhi keputusan seseorang untuk memiliki anak. Namun dengan tren kenaikan yang ada, fenomena childfree memang berkontribusi signifikan terhadap penurunan Total Fertility Rate (TFR) di Indonesia. Sebagai informasi, TFR adalah jumlah anak rata- rata yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan pada akhir masa reproduksinya apabila perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung.
Selain itu, faktor lainnya yang membuat perempuan Indonesia memilih childfree adalah pendidikan dan ekonomi. Menurut data BPS, meningkatnya persentase perempuan childfree lulusan perguruan tinggi di Indonesia mengindikasikan adanya asosiasi yang kuat antara level pendidikan tinggi dengan paradigma baru kepemilikan anak.
Namun, perempuan childfree berpendidikan SMA ke bawah justru memiliki persentase yang lebih tinggi. Menurut OECD, level pendidikan sangat berpengaruh terhadap kesempatan kerja, yang selanjutnya akan menentukan status perekonomian seseorang.
“Jadi, keputusan hidup childfree di Indonesia sepertinya tidak hanya dipengaruhi oleh membaiknya level pendidikan, namun juga dilatari oleh kesulitan ekonomi,” ujar BPS.
Temuan tersebut didukung oleh fakta keterlibatan para perempuan yang berkomitmen untuk tidak memiliki anak ini di dunia kerja. Dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2022, sekitar 57% perempuan childfree ternyata tidak terlibat aktif dalam kegiatan ekonomi. Jadi, faktor ekonomi memang tidak dipungkiri sebagai salah satu penentu keputusan hidup tanpa anak.
Sementara itu, individu yang memutuskan childfree yang sibuk bekerja, sebagian besar dari mereka terlibat aktif di sektor perdagangan. Lebih dari 80% perempuan childfree sudah menempati rumah milik sendiri di tengah menanjaknya harga properti.
Daftar Wilayah di Indonesia yang Warganya Memutuskan Childfree
Klik DI SINI untuk meneruskan membaca, Cakap People!