in ,

Naik Motor Tanpa Jaket Bisa Sebabkan Paru-paru Basah, Benarkah?

Simak penjelasannya!

CakapCakapCakap People! Masyarakat Indonesia memiliki berbagai nama unik untuk menyebut suatu penyakit. Salah satunya adalah paru-paru basah. Ternyata paru-paru basah yang dimaksud di sini dikenal dengan istilah medis pneumonia atau radang infeksi pada jaringan paru-paru.

Banyak mitos beredar di masyarakat soal penyebab pneumonia. Mulai dari menggunakan kipas angin saat tidur, mandi malam hari, hingga naik motor tanpa jaket juga sering disebut sebagai penyebab terjadinya paru-paru basah. Nyatanya semua itu hanyalah mitos.

Naik Motor Tanpa Jaket Bisa Sebabkan Paru-paru Basah, Benarkah?
Ilustrasi

Pneumonia tidak ada hubungannya dengan masalah udara dingin. Pneumonia terjadi disebabkan oleh bakteri dan virus yang menginfeksi paru-paru. Jenis bakteri yang bisa menyebabkan pneumonia di antaranya pneumokokus, streptokokus, dan lainnya, atau oleh virus, misalnya Covid-19 dan mungkin juga virus-virus lain.

Selain itu, pneumonia kadang-kadang juga disebabkan oleh parasit. Gejala pneumonia dapat bervariasi tergantung penyebab infeksi, tingkat keparahan, dan kondisi orang yang terkena. Gejala ringan sering mirip pilek atau flu tetapi berlangsung lebih lama.

Gejala dan tanda yang umumnya terkait pneumonia meliputi nyeri dada saat bernapas atau batuk, kebingungan atau perubahan kesadaran mental (pada lansia 65 tahun ke atas), batuk yang dapat menghasilkan dahak, kelelahan, demam, berkeringat dan menggigil, suhu tubuh lebih rendah dari normal (pada lansia dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah), mual, muntah atau diare, kesulitan bernapas, dan kehilangan nafsu makan.

Paru-paru basah di sini kemungkinan disebut demikian karena gejala yang muncul dilihat sebagai fungsi paru-paru yang tidak baik kemudian berair karena kondisi dingin. Gejalanya memang meliputi batuk pilek jika ringan, namun jika pneumonia berat gejalanya akan lebih parah. Namun, sebenarnya memang benar jika disebut paru-paru basah karena paru-paru yang terinfeksi disini akan terendam cairan.

Jika ada yang menyebut naik motor tanpa menggunakan jaket dapat menyebabkan paru-paru basah atau penyakit yang berkaitan dengan paru-paru, hal tersebut bisa dipastikan mitos belaka. Para ahli menjelaskan dengan gamblang infeksi bisa saja terjadi jika seseorang terkena virus seperti saat pandemi kemarin.

Orang naik motor bisa saja terinfeksi paru-parunya karena tidak menggunakan masker saat situasi pandemi. Hal tersebut masih masuk akal atau karena debu dan polusi yang selama ini terhirup paru-paru dapat menimbulkan gejala peradangan yang mengakibatkan alveolus terisi oleh cairan. Peradangan tersebut terjadi ketika sel darah putih melawan virus.

Parah atau tidaknya kondisi pneumonia ditentukan oleh kekebalan tubuh pasien. Kondisi berat terjadi jika pasien memiliki kekebalan tubuh yang rendah ditambah lanjut usia. Hal tersebut membuat sistem kekebalan tubuh yang rendah dapat mengalami komplikasi berupa penyebaran bakteri dalam aliran darah.

Risiko yang dapat terjadi saat kondisi parah terjadi bisa menyebabkan kegagalan fungsi organ tubuh, yang biasanya ditandai dengan abses paru hingga terdapat nanah. Selain itu, peradangan harus segera diobati karena dapat menimbulkan komplikasi seperti cairan peradangan, yang kemudian dapat mengumpul pada lapisan pelindung paru. Jika kondisi ini terjadi, prosedur pengeluaran cairan oleh dokter menjadi perlu.

Hal-hal yang dapat memperparah kondisi ini bisa terjadi karena beberapa hal, seperti kebiasaan merokok yang dapat memperlemah kinerja paru-paru untuk melawan infeksi. Merokok juga dapat menyebabkan melemahnya struktur organ pernapasan sehingga dapat membuat paru-paru lebih rentan terhadap infeksi.

 

 

KEMENTERIAN KESEHATAN | ANTARA | TEMPO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bocoran Fitur Baru dari HyperOS 2.0 Xiaomi: Bisa Deteksi Kamera Tersembunyi atau Mata-mata

Bocoran Fitur Baru dari HyperOS 2.0 Xiaomi: Bisa Deteksi Kamera Tersembunyi atau Mata-mata

Kenali 6 Gejala Serangan Jantung yang Sering Diabaikan

Kenali 6 Gejala Serangan Jantung yang Sering Diabaikan